Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rampung merenovasi sejumlah halte Transjakarta yang diamuk massa saat demonstrasi penolakan pengesahan UU Cipta Kerja (Ciptaker) berakhir ricuh pada Kamis (8/10/2020).
Hal itu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat akun Facebook pribadinya yang disertai dengan rangkaian foto sebelum dan sesudah renovasi.
“Ya. Kita semua ikut geram karena halte kebanggaannya rusak berat. Apalagi, halte yang rusak adalah halte terbaik, tercantik, dan tercanggih di Jakarta, mungkin di Indonesia. Tapi, kegeraman itu tak boleh mengalahkan kepentingan warga,” tulis Anies pada Senin (12/10/2020).
Dia mengapresiasi seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, badan usaha milik daerah dan juga pihak lain yang turut membantu proses perbaikan sejumlah halte tersebut.
“Kerjanya kolosal, seragamnya warna-warni, tapi semangatnya satu. Api boleh membakar haltenya, tapi ilmu dan semangat membangun kembali demi warga tak ikut hangus terbakar, malah semakin menguat,” ujar Anies.
Anies memperkirakan biaya untuk perbaikan 46 halte bus yang dirusak massa dalam aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020) mencapai Rp65 miliar.
Anies menyatakan bahwa sebagian besar halte yang rusak merupakan halte milik PT Transjakarta.
"Kerugian untuk halte itu diperkirakan per hari ini Rp 65 miliar," kata Anies di Halte Transjakarta Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10/2020).
Anies menuturkan tiga halte yang mengalami kerusakan cukup berat karena terjadi pembakaran terjadi di Halte Transjakarta Bundaran HI, Tosari dan Sawah Besar.
Halte tersebut, kata Anies, harus dirombak total karena mengalami kerusakan yang cukup parah.
Anies mengungkapkan bahwa Pemerintah DKI sudah menerjunkan 250 personel pada Jumat (9/10/2020) malam untuk membersihkan material yang masih tersisa imbas pembakaran halte tersebut.