Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Kontrak MRT Jakarta Fase Dua, Kontraktor Jepang Tidak Berminat

Paket kontrak MRT Jakarta Fase 2 A di dalamnya berkaitan dengan pengadaan kereta alias rolling stock.
Rangkaian gerbong kereta MRT terpakir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rangkaian gerbong kereta MRT terpakir di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Konstruksi Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta Silvia Halim membeberkan salah satu kendala pengadaan paket kontrak MRT Jakarta Fase 2.

Ketidaktertarikan kontraktor Jepang pada pengadaan kereta pada fase tersebut disebut Silvia sebagai kendala.

Paket kontrak MRT Jakarta Fase 2 A berkaitan dengan pengadaan paket kontrak CP 202 untuk pengerjaan stasiun mulai dari Harmoni sampai Mangga Besar, CP 205 pembuatan sistem perkeretaapian dan rel, serta CP 206 untuk pengadaan kereta alias rolling stock.

Di sisi lain, PT MRT Jakarta wajib menggandeng kontraktor Jepang imbas dari skema perjanjian pembiayaan Special Terms for Economic Partnership (Tied Loan) yang diberikan oleh Japan International Cooperation Agency Official Development Assistance (JICA ODA).

“Beberapa contoh proyek yang diikuti para trademaker atau manufacturer waktu kita melakukan market sounding itu adalah proyek Tokyo Olympics 2020, jadi waktu itu pada saat kita masuk mereka masih sibuk dengan [proyek] itu,” kata Silvia dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020).

Selain itu, Silvia mengatakan, kontraktor Jepang masih berkonsentrasi dengan proyek Manilla, Filipina, terkait pengadaan 300 kereta.

“Ada juga pemesanan beberapa dari US, jadi proyek itu baru sebagian saya sebutkan, yang membuat market Jepang is very occupied ditambah lagi order kita yang kecillah, ditambah order mereka yang membuat ketidaktertarikan mereka pada proyek MRT ini,” ujarnya.

PT MRT Jakarta mengusulkan optimasi pengadaan sebanyak 14 rangkaian kereta pada market sounding kedua. Hal itu dilakukan secara virtual dengan calon manufaktur dan perusahaan dagang pada Juli hingga 13 Agustus 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper