Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi: Banyak Orang yang Belum Belanja dan Pilih Menabung

Ekonom mengungkapkan bahwa orang kaya di Indonesia lebih memilih untuk menabung ketimbang menghabiskan uang untuk konsumsi.
Ilustrasi menabung/Istimewa
Ilustrasi menabung/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani membeberkan 20 masyarakat kelas atas mendominasi 47,01 persen dari total konsumsi masyarakat pada tahun 2020.

Hal itu disampaikan oleh Aviliani saat memberi keterangan dalam acara webinar Outlook Ekonomi Pasca Pandemi : Meneropong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta di 2021 pada Kamis (3/12/2020).

“Saat ini, orang ini lah konsumsinya masih rendah lebih banyak mereka menukarkan uangnya di bank, sedangkan yang banyak konsumsi, tidak di tabung 40 persen masyarakat kelas menengah yang menguasai 35,74 persen konsumsi,” ujarnya.

Sementara, dia melanjutkan, masyarakat kelas bawah dengan komposisi 40 persen menyerap 17,25 persen dari total konsumsi.

“Kalau jumlahnya hanya 17,25 persen dari 100 persen konsumsi pastinya tidak ngangkat buat pengusaha dan pengusaha tidak perlu melakukan ekspansi itu yang jadi masalahnya,” tuturnya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta mencatat konsumsi rumah tangga di Ibu Kota pada triwulan III/2020 mengalami kontraksi atau minus 5,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 (year-on-year/y-o-y).

Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Luctor E Tapiheru mengatakan kontraksi itu lebih dalam jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat minus 5,23 persen (y-o-y).

“Penurunan pengeluaran masyarakat terutama terjadi pada konsumsi terkait pakaian, makanan, perabot rumah tangga dan pembelian barang pribadi, yang menunjukkan bahwa masyarakat masih selektif dalam berbelanja,” tutur Luctor melalui keterangan tertulis pada Jumat (6/11/2020).

Seiring konsumsi masyarakat yang menurun, dia mengatakan, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman turut mengalami kontraksi sebesar minus 18,52 persen secara tahunan.

Di sisi lain, industri pengolahan dan pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi masing-masing minus 12,03 persen dan 10,60 persen.

“Kontraksi pada berbagai lapangan usaha tersebut sejalan dengan kontraksi permintaan domestik dan total ekspor yang terjadi pada triwulan ketiga 2020,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper