Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Pandemi, Sektor Jasa di DKI Jakarta Alami Kontraksi Dalam

Kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman, pengadaan listrik, gas, dan industri pengolahan.
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta, Senin (24/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dari sisi sektor jasa masih mengalami kontraksi yang relatif dalam pada tahun 2020.

Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko menuturkan kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman, pengadaan listrik, gas, dan industri pengolahan.

Onny memerinci sektor jasa penyediaan akomodasi dan makanan minuman mengalami kontraksi sebesar minus 16,21 persen secara tahunan (yoy), pengadaan listrik terkontraksi sebesar minus 10,96 persen (yoy) dan industri pengolahan terkontraksi minus 10,34 persen (yoy).

“Kontraksi pada berbagai lapangan usaha tersebut sejalan dengan kontraksi permintaan domestik dan total ekspor yang terjadi pada 2020,” kata Onny melalui keterangan tertulis pada Minggu (7/2/2021).

Kendati demikian, dia menegaskan, sejumlah sektor usaha tercatat bergerak positif di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di DKI Jakarta. Misalkan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif mencapai 19,85 persen (yoy), jasa informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 11,12 persen (yoy), jasa keuangan tumbuh sekitar 4,36 persen (yoy) dan jasa pendidikan tumbuh di angka 2,46 persen (yoy).

“Peningkatan lapangan usaha jasa kesehatan terutama bersumber dari upaya pengobatan pasien Covid-19, sementara peningkatan lapangan usaha informasi dan komunikasi terjadi seiring meningkatnya penggunaan media digital dalam penerapan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH),” kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan IV/2020 masih terkontraksi atau minus 2,14 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year).

Kendati demikian, Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan kinerja ekonomi Ibu Kota masih menunjukkan tren peningkatan perekonomian yang relatif baik bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/q-t-q) .

Sebagai informasi, pada kuartal III/2020 ekonomi DKI terkontraksi sebesar 3,82 persen (q-t-q), sedangkan pada kuartal keempat tahun lalu meningkat sebesar 2,54 persen.

“Secara q-to-q pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta itu meningkat sebanyak 2,54 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada triwulan empat lebih baik dari pada triwulan tiga,” kata Buyung dalam konferensi pers virtual pada Jumat (5/2/2021).

Di sisi lain, Buyung menambahkan, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta masih terkontraksi minus 2,36 persen selama Januari hingga Desember 2020 (year-to-date). Penghitungan itu dihasilkan dari perbandingan dengan tren pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember 2019.

“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta itu sebesar 2,36 persen. Artinya perekonomian DKI Jakarta dibandingkan dengan 2019 itu berkurang 2,36 persen,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper