Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Besar 2020 Tertunda, Investasi DKI Jakarta Minus 6,95 Persen

Kontraksi pertumbuhan investasi terjadi pada investasi bangunan dan non bangunan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan kegiatan kontruksi berjalan di bawah kapasitas normal.
Pekerja menyelesaikan pembuatan panggung untuk HUT DKI Jakarta ke-492 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Antara
Pekerja menyelesaikan pembuatan panggung untuk HUT DKI Jakarta ke-492 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta mencatat pertumbuhan investasi di DKI Jakarta masih bergerak negatif alias terkontraksi sebesar 6,95 persen secara tahunan (yoy) pada tahun 2020.

Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko menuturkan pencatatan itu menunjukkan penurunan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2019 dengan pertumbuhan investasi sebesar 1,29 persen (yoy).

“Investasi juga turut mengalami kontraksi pada tahun 2020 seiring mundurnya realisasi beberapa pembangunan proyek-proyek skala besar di DKI Jakarta maupun keterbatasan pembiayaan infrastruktur akibat refocusing anggaran ke penanganan Covid-19,” kata Onny melalui keterangan tertulis pada Minggu (7/2/2021).

Selain itu, Onny menerangkan, kontraksi pertumbuhan investasi terjadi pada investasi bangunan dan non bangunan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan kegiatan kontruksi berjalan di bawah kapasitas normal.

“Kontraksi investasi nonbangunan terjadi seiring dengan belum optimalnya kapasitas utilisasi produksi saat ini seiring masih lemahnya permintaan dan pembatasan kapasitas tenaga kerja,” kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan IV/2020 masih terkontraksi atau minus 2,14 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year).

Kendati demikian, Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan kinerja ekonomi Ibu Kota masih menunjukkan tren peningkatan perekonomian yang relatif baik bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/q-t-q) .

Sebagai informasi, pada kuartal III/2020 ekonomi DKI terkontraksi sebesar 3,82 persen (q-t-q), sedangkan pada kuartal keempat tahun lalu meningkat sebesar 2,54 persen.

“Secara q-to-q pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta itu meningkat sebanyak 2,54 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada triwulan empat lebih baik dari pada triwulan tiga,” kata Buyung dalam konferensi pers virtual pada Jumat (5/2/2021).

Di sisi lain, Buyung menambahkan, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta masih terkontraksi minus 2,36 persen selama Januari hingga Desember 2020 (year-to-date). Penghitungan itu dihasilkan dari perbandingan dengan tren pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada Januari hingga Desember 2019.

“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta itu sebesar 2,36 persen. Artinya perekonomian DKI Jakarta dibandingkan dengan 2019 itu berkurang 2,36 persen,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper