Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Edi Kuswanto ungkap alasan di balik mogok produksi selama 3 hari.
Produsen tahu dan tempe DKI Jakarta memutuskan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022 karena tidak bisa lagi terus merugi.
"Perajin tahu dan tempe sudah tidak tahan lagi dengan usaha yang sudah digeluti bertahun-tahun, karena sejak harga kedelai naik terus, mahal harganya, itu kan kerja bagai kerja bakti," kata dia saat dihubungi, Rabu, 23 Februari 2022.
Edi menuturkan sejak harga kedelai impor melonjak, produsen hanya berupaya mempertahankan usahanya. Namun, tidak ada lagi keuntungan yang masuk kantong para produsen.
"Sehingga sepakat kami mogok produksi," ucap dia.
Baca Juga
Dia memaparkan harga kedelai memang selalu naik setiap tahunnya. Kenaikannya berkisar Rp 100-200 per kilogram.
Harga kedelai pada Oktober-November 2021 antara Rp 8.500 hingga Rp 9 ribu. Namun, per Februari 2022, harganya melonjak menjadi Rp 11.300-11.500.
Puskopti menggelar rapat membahas rencana mogok produksi pada 11 Februari 2022. Dua hari kemudian rapat kembali digelar guna menindaklanjuti keputusan rapat sebelumnya.
Kala itu, Edi menceritakan, peserta rapat membubuhkan tanda tangan, tanda sepakat melancarkan mogok produksi.
"Kemudian langsung diedarkan, disosialisasikan ke perajin tahu tempe seluruh wilayah Jabodetabek," ujarnya.