Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkap alasan penerapan pemisahan penumpang pria dan wanita di angkot batal.
Menurutnya, penumpang angkot didominasi oleh perempuan. Berbeda dengan TransJakarta yang tempat duduk antara pria dan wanita sudah lebih dulu dipisah. Perempuan di bagian depan, sementara laki-laki di bagian belakang.
"Di angkot ini tadinya ingin kami berlakukan, tapi berdasarkan masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat ternyata pengguna angkot itu lebih banyak perempuan. Jadi kalau dipisahkan, maka nanti kasihan yang perempuan ini tempatnya semakin terbatas," kata Riza Patria setelah meninjau angkot di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (13/6/2022).
Kendati demikian, Riza Patria menyebut, bahwa Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan untuk mencegah pelecehan seksual di angkot. Termasuk melakukan mitigasi, sosialisasi, dan menyiapkan pos Sahabat Perempuan dan Anak (Pos SAPA).
"Pemprov mendorong para perempuan dan anak berani melapor, dan mengajak sopir angkot semua warga untuk berani menghadapinya bersama tidak perlu takut," katanya.
Riza Patria menambahkan, pihaknya juga akan melatih para sopir angkot pelatihan untuk mencegah terjadinya keadaan darurat. Dia juga mengatakan, Pemprov DKI akan menyiapkan CCTV untuk meningkatkan keamanan di dalam angkot.
Baca Juga
"Selama ini ada di TransJakarta, nanti di angkot juga [CCTV] dipertimbangkan akan diupayakan," ungkapnya.
Dengan upaya tersebut, Riza Patria pun berharap kejadian pelecehan seksual di angkot dapat dicegah.
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta sebelumnya membatalkan penerapan pemisahan penumpang wanita dan laki-laki di angkot.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo kebijakan tersebut belum bisa dilaksanakan.
"Mempertimbangkan kondisi yang ada di dalam masyarakat terhadap pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot, saat ini belum dapat dilaksanakan," ujar Syafrin Liputo dalam keterangan, Rabu (13/7/2022).