Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama BMKG dan instansi lainnya menggelar operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi terjadinya hujan ekstrem di kawasan tersebut.
"OMC hari ini hanya dilakukan satu sorti dengan area penyemaian barat daya-barat laut. Area ini disemai untuk menurunkan potensi cuaca ekstrem," kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi DKI Jakarta sekaligus juru bicara pelaksanaan kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 2025 Michael Sitanggang dilansir dari Antara, Senin (17/2/2025).
Michael juga menjelaskan secara keseluruhan pelaksanaan OMC hingga hari ini telah dilaksanakan sebanyak lima sorti dengan penggunaan bahan semai sebanyak 4 ton garam NaCl foodgrade.
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk menekan potensi cuaca ekstrem dan mencegah bencana hidrometeorologi di wilayah DKI Jakarta.
Sementara itu, Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan bahwa potensi hujan ringan hingga sedang terjadi pada pagi hingga siang hari di sebagian wilayah DKI Jakarta.
Menurut dia, pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat secara umum memiliki potensi tinggi. Prediksi kelembaban udara di setiap lapisannya cukup Lembab mencapai 100%.
Baca Juga
Budi menambahkan tujuan OMC di wilayah Jakarta yang dilakukan kali ini adalah untuk mengurangi ekstremitas cuaca yang jika tidak diantisipasi berpotensi menimbulkan banjir.
"Kami punya ambang batas intensitas curah hujan yang dapat menimbulkan banjir di wilayah Jakarta adalah jika intensitas curah hujannya di atas 50 mm per hari," kata dia.
Oleh karenanya, jika dari prediksi terdeteksi akan ada kejadian hujan dengan intensitas lebih dari 50 mm/hari, maka pihaknya akan mengantisipasi dengan sorti penyemaian NaCl.
“Sebaliknya jika diprediksi curah hujannya normal-normal saja, maka akan kita biarkan sel awan itu menjadi hujan di atas wilayah Jakarta. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir jika selama periode pelaksanaan OMC, Jakarta menjadi kekeringan, seperti banyak anggapan masyarakat yang masih keliru menilai saat ini," katanya.