Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFRASTRUKTUR JAKARTA: Kurangi macet, butuh investasi Rp8 triliun per tahun

JAKARTA: Asosiasi Tol Indonesia memperkirakan kerugian akibat kemacetan yang semakin parah di kota Jakarta karena belum memadainya infrastruktur jalan dan transportasi massal yang membutuhkan investasi Rp8 triliun per tahun.

JAKARTA: Asosiasi Tol Indonesia memperkirakan kerugian akibat kemacetan yang semakin parah di kota Jakarta karena belum memadainya infrastruktur jalan dan transportasi massal yang membutuhkan investasi Rp8 triliun per tahun.

 

Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman mengatakan nilai kerugian tersebut dihitung berdasarkan akumulasi kerugian dari jumlah bensin yang harus dikeluarkan baik kendaraan roda dua maupun roda empat, termasuk kerugian waktu yang ditempuh.

 

“Sekarang Jakarta macet sangat luar biasa, jarak yang seharusnya bisa ditempuh 15 menit, menjadi satu jam. Ada kerugian bensin, kopling, segala hal, dan waktu. Kalau dihitung semuanya, dari kendaraan di DKI kerugian mencapai sekitar Rp8 triliun per tahun,” tuturnya dihubungi Bisnis, hari ini.

 

Fatchur menjelaskan bahwa infrastruktur jalan arteri maupun jalan tol di Jakarta saat ini sudah tidak bisa menampung kapasitas jumlah kendaraan yang masuk ke dalam kota. Hal tersebut terjadi karena masih belum memadainya moda transportasi massal sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

 

Menurutnya, ketersambungan antara ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W1 dan JORR W2, memang mampu menyedot 25% jumlah kendaraan yang melalui tengah kota. Namun belum dapat mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi sehingga belum tentu mengurangi kemacetan secara total.

 

“Kalau seluruh transportasi massal belum dibenahi, pengiritannya belum banyak. Karena ketersambungan jalan tol seperti JORR, pembangunan tol JORR 2, dan JORR 3 hanya memindahkan kendaraan,” ujar Fatchur yang juga Direktur Utama PT Jakarta Lingkar Barat pemegang konsesi JORR W1.

 

Oleh karena itulah, ucapnya, pemerintah perlu memperbaiki dan menambah moda transportasi yang sudah ada. Selain juga mempercepat pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang saat ini sedang dalam proses.

 

Setidaknya, ucap Fatchur dengan terbangunnya proyek MRT, baik masyarakat, investor, termasuk pemerintah dapat mengurangi kerugian dari Rp8 triliun per tahun menjadi Rp5 triliun per tahun.

 

“Sekarang semua muaranya pada pemborosan di transportasi. Kalau pemerintah dapat melihat pembangunan MRT bukan dari sisi mahalnya pembiayaan tapi efektifitasnya dan segera mempercepat pembangunan, maka kerugian yang Rp8 triliun ini bisa berkurang Rp5 triliun.” (arh)

 

 

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Dewi Andriani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper