Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catut Nama Jokowi, Pegawai Honorer Diskors

Pasca dugaan pencatutan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk meminta uang kepada pengelola Rumah Sakit Jakarta (RSJ), seorang pegawai honorer Pemprov DKI berinisial D untuk sementara waktu diskors dari pekerjaannya.

Bisnis.com, JAKARTA--Pasca dugaan pencatutan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk meminta uang kepada pengelola Rumah Sakit Jakarta (RSJ), seorang pegawai honorer Pemprov DKI berinisial D untuk sementara waktu diskors dari pekerjaannya.

Rencananya pihak Rumah Sakit Jakarta juga akan diundang ke Balaikota untuk mengklarifikasi kasus tersebut.

"Saya sudah suruh si D ini, untuk libur sementara. Dia sudah saya skors dulu, selama seminggu," ujar Heru Budi Hartono, Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri DKI Jakarta seperti dikutip situs Pemprov DKI Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Namun, skors yang dikenakan kepada D bukan merupakan bentuk sanksi yang diberikan kepada pegawai honorer tersebut.

Skors diberikan untuk memperlancar proses penyelidikan yang saat ini sedang dilakukan.

"Ya, diskors karena berita-berita yang ada saat ini masih sangat tinggi. Kita kan juga harus mendapat konfirmasi dan keterangan dari pihak rumah sakit Jakarta, terutama A yang mengaku dimintakan uang oleh D," kata Heru.

Sebelumnya, Heru telah memanggil D untuk klarifikasi masalah ini.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan kemarin, D tidak mengaku kalau dirinya meminta sejumlah uang untuk mendatangkan Jokowi menyampaikan sambutan dalam acara HUT Rumah Sakit Jakarta itu.

Bahkan D membantah telah berkomunikasi langsung dengan A.

Menurutnya D hanya berkomunikasi melalui sambungan telepon.

"Kemarin saya panggil, semalam sudah diinterogasi sampai jam sebelas malam. D membantah  berkomunikasi langsung dengan A (kurir yang ditugaskan mengundang Jokowi) dan membantah meminta uang kepada pengelola rumah sakit itu untuk mendatangkan Jokowi," jelas Heru.

Setelah mendapat keterangan dari D, Heru mengaku dirinya telah berusaha untuk mengkonfirmasi kepada A apakah keterangan yang disampaikan oleh D benar. Namun, karena A mengaku sedang sakit, dirinya tidak bisa memberi keterangan hari ini.

Heru pun akhirnya hanya bisa mendapatkan keterangan dari pimpinan Yayasan RSJ Benjamin Mankoedilaga dan beberapa jajaran direksi rumah sakit.

"Memang ada perbedaan keterangan antara D dan dari rumah sakit. D bilang terakhir komunikasi itu Jumat siang, tetapi dari rumah sakit bilang komunikasi terakhir itu Jumat sore," katanya.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper