Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu mengkritik kondisi kemacetan DKI Jakarta harus ditangani oleh kepala daerah dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Hal itu disampaikan ketika bersilaturahmi dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Istana Bogor pada 4 November 2013.
Presiden juga menyatakan bahwa atas kemacetan Jakarta kerap membuat tidak nyaman tamu penting negara sahabat ketika perjalanan dari bandara menuju Ibu Kota. Selain itu, masyarakat juga dirugikan dengan kemacetan yang menyedot banyak energi.
Menanggapi kritikan SBY tersebut, Jokowi menjawab dengan santun bahwa sudah menjadi tugas presiden mendorong kepala daerah menekan kemacetan Ibu Kota. Kata-kata presiden merupakan teguran sekaligus memberikan motivasi bahwa sekedar mengingatkan.
"Kalau beliau mengingatkan itu memberikan dorongan. Memang sudah tugas beliau mendorong kita, memotivasi, memberikan peringatan, teguran. Memang kami berada pada posisi itu untuk ditegur," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Sebaliknya Wakil Gubernur DKI Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama justru menyatakan pernyataan SBY yang tidak pernah menutup jalan ketika melintas kemungkinan tidak disadari. "Pak SBY mungkin di mobil nggak sadar tutupin [jalan] orang. Dia nggak tahu polisi pada tutupin ujung-ujung," katanya.
Ketika pejabat duduk di mobil dengan kesibukannya apakah itu menelepon atau baca buku tidak sadar kalau jalannya lancar. Ahok pernah melihat iring-iringan presiden dan pengawalnya, tapi untuk kebenarannya harus bertanya kepada yang bersangkutan.