Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNPB Kekurangan Biaya

Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) kekurangan biaya untuk menanggulangi bencana alam di Indonesia.
Pengadaan sepeda motor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Pengadaan sepeda motor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) kekurangan biaya untuk menanggulangi bencana alam di Indonesia.

Berdasarkan catatan yang diperoleh Bisnis dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, total biaya untuk sejumlah bencana yang terjadi selama periode Januari - Februari 2014 mencapai Rp5,92 triliun.

Dia memaparkan untuk penanganan darurat erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, BNPB mengalokasikan anggaran Rp148 miliar. Selanjutnya, BNPB menganggarkan dana Rp300 miliar untuk penanganan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan.

Adapun untuk penanganan darurat erupsi Gunung Kelud, Pemerintah Daerah Jawa Timur menganggarkan dana Rp1 triliun.

Dia melanjutkan dana yang dibutuhkan untuk penanganan pasca bencana banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengan mencapai Rp3,59 triliun. Kemudian dana yang dibutuhkan untuk penanganan pasca bencana banjir bandang di Sulawesi Utara mencapai Rp1,03 triliun.

Kebutuhan tersebut, lanjutnya, jauh dari jumlah dana cadangan penanggulangan bencana BNPB per tahun yang hanya Rp3 triliun.

"Ini untuk darurat Rp1,5 triliun dan pasca bencana Rp1,5 triliun. Itu untuk semua penanganan bencana di seluruh Indonesia. Tentu saja kurang untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada," ujarnya dalam pesan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (4/3/2014) malam.

Menurut Sutopo, peran Pemerintah Daerah juga perlu ditingkatkan untuk membantu menangani bencana alam di wilayahnya.

"Itulah mengapa perlu didorong agar APBD juga mengalokasikan dana untuk penanganan bencana dengan memadai," lanjutnya.

Bahkan, lanjutnya, penanggulangan bencana seharusnya menjadi prioritas pembangunan, baik di pusat maupun di daerah.

"Jika tidak maka bencana dan pembangunan tak ubahnya seperti lingkaran setan yang saling bersimbiosis parasitisme."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper