Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komersialisasi Ruang Publik Gusur Taman Kota

Ruang publik hijau atau taman kota di perkotaan besar kini sudah semakin berkurang jumlahnya. Salah satu penyebab terus berkurangnya ruang publik taman kota yaitu pembangunan gedung komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan gedung lainya.

Bisnis.com, JAKARTA--Ruang publik hijau atau taman kota di perkotaan besar kini sudah semakin berkurang jumlahnya. Salah satu penyebab terus berkurangnya ruang publik taman kota yaitu pembangunan gedung komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan gedung lainya.

“Nyaris di semua kota di Indonesia, penataan kotanya tidak pernah terencana dengan baik sebab selalu kalah oleh kepentingan pemodal,” ujar Pengamat Sosial dan Budaya Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi kepada Bisnis, Rabu (17/3/2014).

Acep mengatakan sudah menjadi idiom yang diketahui umum bahwa taman—yang identik dengan banyak tumbuh pohon di dalamnya—asosiasinya kini telah berubah menjadi taman beton atau hutan beton. “Seperti di Jakarta terdapat central park, tetapi isinya rumpun-rumpun gedung komersial,” katanya.

Padahal taman kota memiliki banyak fungsi bagi masyarakat kota, yakni filter bagi udara yang kian polutif, untuk aktivitas ringan atau pengisi waktu senggang, pelepas kepenatan dan tentu saja untuk keindahan kota itu sendiri secara fisik.

Selain itu, tutur Acep, taman kota yang ditata dan dikelola dengan baik sejatinya memiliki fungsi untuk meredam suasana kehidupan sosial masyarakat yang penuh ketegangan.

Masyarakat urban yang berada di kota-kota besar sepanjang harinya hidup dalam ketegangan. Kompetisi kehidupan yang ketat dalam berbagai bidang berkelindan dengan atmosfer fisik kota yang sumpek seperti kemacetan lalu lintas, tidak adanya ruang terbuka hijau, jalan raya yang direbut para pemodal (reklame di mana-mana) dan para politisi (poster dan baliho partai).

“Dalam situasi itu, ketegangan masyarakat kota menjadi berlipat secara psikologis, tubuh manusia kota adalah tubuh yang setiap harinya dihancurkan. Mereka berpacu di ruang sempit dalam waktu yang cepat,” ujarnya.

Jika taman kota semakin punah karena tergerus oleh modernisasi jaman, paparnya, secara fisik kota menjadi kering dan gersang. Kesehatan masyarakatnya kian terancam.

Hubungan sosial di antara individu masyarakat kian mekanis, hanya diikat oleh kepentingan-kepentingan sesaat seperti relasi bisnis, hubungan dalam dunia pekerjaan, dan lain-lain yang instan. 

Tidak ada ruang yang bisa membangkitkan imajinasi tentang alam dan keindahannya. Ke mana mata memandang yang dilihat hanya gedung-gedung dan benda-benda mati dalam berbagai warna yang merusak mata. Situasi ini, langsung atau tidak, akan berpengaruh pada tumbuhnya sifat beringas masyarakat.

Menurut Acep, untuk menjaga taman kota yang masih eksis agar tidak hilang fungsinya dan tidak disalahgunakan manfaatnya adalah penataan dan pengelolaan taman yang  terstandardisasi. Penataannya harus sesuai dengan karakter kota, kepadatan penduduk, luas wilayah, dan lain-lain.

Peruntukan taman kota murni untuk publik dan untuk kesehatan, kesejukan, serta keindahan kota itu sendiri. “Taman kota harus menjadi milik masyarakat kota bersangkutan.  Pengerahan partisipasi masyarakat untuk ikut serta mengelolanya mutlak diperlukan,” ujarnya.

Seiya sekata dengan Acep, Dokter Umum dari Sahid Sahirman Memorial Hospital Hendra Chayadi mengatakan ruang terbuka hijau seperti taman kota memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental bagi masyarakat di sekitar taman.

“Orang yang tinggal di sekitar taman akan lebih tahan terhadap depresi dan tingkat kecemasannya rendah,” katanyaSelain itu, tuturnya, adanya taman kota membantu mengurangi polusi dan pemanasan global.

Dari segi kesehatan sendiri, akan mengurangi infeksi saluran pernafasan, penyakit paru-paru dan infeksi mata akibat polusi udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper