Bisnis.com, BEKASI - Pebisnis makanan dan minuman di Kota Bekasi meminta kepada Pemkot supaya menyediakan lahan khusus untuk mempromosikan produknya.
Pasalnya, selama ini pelaku IKM mengalami kendala dalam hal pemasaran produk.
Ketua Asosiasi industri kecil dan menengah (IKM) Mamin Kota Bekasi Afif Ridwan mengatakan produk IKM mamin mengalami kesulitan untuk bersaing dengan produk dari industri yang lebih besar.
Dia memaparkan di Kota Bekasi terdapat ratusan toko modern dan ritel, namun produk IKM mamin minim terpampang di sejumlah toko modern dan ritel.
"Bayangkan, para pemodal besar bisa mendirikan supermarket di sini. Tapi produk di dalamnya bukan buatan dari IKM Bekasi. Hal inilah yang meresahkan kami," tuturnya kepada Bisnis, Minggu (1/6/2014).
Afif menambahkan selama ini peran Pemkot Bekasi sebatas memberikan pelatihan keterampilan dalam membuat produk mamin. Tetapi tidak diperhatikan masalah pemasaran supaya bisa masuk ke supermarket. Akibatnya, lanjut dia, pelaku IKM mamin terpaksa menjual produknya ke luar Bekasi.
"Pihak Pemkot tidak memberikan ruang atau tempat khusus bagi pelaku IKM untuk menjual produknya. Misalnya pusat oleh-oleh makanan khas Bekasi, anehnya di sini tidak ada. Padahal Bekasi lokasi yang sangat strategis," paparnya.
Selain hambatan tersebut, kata Afif, pelaku IKM mamin bakal menaikkan harga jual 5%-10%, karena terkena dampak kenaikan harga listrik industri golongan I-3 khusus industri terbuka dan industri golongan I-4.
Kenaikan harga jual itu juga dipicu meningkatnya upah buruh di Kota Bekasi yang hampir terjadi tiap tahun. Upah Minimum Kota (UMK) Bekasi sampai saat ini menembus Rp2,44 juta atau naik 15% dari UMK tahun sebelumnya Rp2,1 juta.