Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AIR BERSIH: Tirta Benteng Kaji Ulang Kerja Sama Dengan Perusahaan Bahrain

Hingga saat ini proyek pengembangan yang dirancang untuk pemasangan 8.000 pipa sambungan langsung di wilayah pengembangan zona 1, yakni Kecamatan Cipondoh dan dua zona lainnya masih belum terlaksana.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG — Kerja sama proyek pengembangan produksi air bersih antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng milik Kota Tangerang dengan PT Moya Indonesia yang dilakukan pada 2012 dengan nilai investasi Rp1,06 triliun akan ditinjau ulang.

Pasalnya, hingga saat ini proyek pengembangan yang dirancang untuk pemasangan 8.000 pipa sambungan langsung di wilayah pengembangan zona 1, yakni Kecamatan Cipondoh dan dua zona lainnya masih belum terlaksana.

"Seharusnya jika sesuai target, pembangunan pertama untuk 8.000 pipa sambungan langsung sudah terpasang dan menyalurkan air ke pelanggan. Tapi sampai sekarang belum," ujar Plt. Direktur Utama PDAM Tirta Benteng Tonny Wismantoro di Tangerang, Selasa (19/8/2014).

Menurut Tonny, belum dilaksanakannya pemasangan 8.000 pipa sambungan langsung ke rumah konsumen akibat permasalahan administrasi penentuan besaran tarif yang dibebankan kepada konsumen belum mencapai kata sepakat.

Selain itu, lanjutnya, dalam dua tahun ini proses pembangunan satu unit Instalasi Perusahaan Air (IPA) dengan kapasitas 500 liter per detik di atas lahan seluas 1 hektar yang dilakukan PT Moya Indonesia, yang notabene perusahaan asal Bahrain baru mencapai 90%.

Padahal, tuturnya, proyek pengembangan produksi air bersih dengan pembangunan IPA di tiga zona yang telah ditetapkan, ditargetkan seluruhnya selesai dalam lima tahun sejak penandatanganan surat kerja sama.

Dia mengatakan, akibat mangkraknya pengerjaan proyek ini, kerja sama antardua perusahaan mendapat catatan khusus dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Oleh karena itu, tuturnya, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah akan melakukan renegosiasi terkait perjanjian kerjasama antara PDAM dengan PT Moya Indonesia.

Wali kota, ujarnya, diminta oleh BPK untuk merenegosiasi kerja sama tersebut.

“Apakah nanti ada perubahan terkait pengembangan zona, dari tiga zona menjadi satu zona saja. Atau perubahan nilai investasi, tetap Rp 1,06 triliun atau berkurang.  Hal ini sedang dikaji Wali Kota dan mudah-mudahan renegosiasi segera selesai," jelas Tonny.

Anggota Pengawas PDAM Kota Tangerang Jazuli Abdillah juga membenarkan terhambatnya proyek pengembangan air bersih yang dilakukan PT Moya Indonesia. Kendati demikian, dia menilai proyek ini tidak bisa dikatakan gagal.

"Kerja sama dengan PT Moya Indonesia ini adalah pengembangan SPAM (sistem penyediaan air minum), kalau dibilang mandek ya memang, tapi gagal juga tidak. Karena itu sedang dikaji ulang bentuk kerja samanya guna mencari jalan tengah," tuturnya.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismanyah sebelumnya mengatakan pemkot tengah menunggu hasil laporan akhir audit BPKP terkait perjanjian kerjasama PDAM dengan PT Moya Indonesia yang mengalami keterlambatan. 

"Sekarang kita tunggu laporan akhirnya, agar nanti bentuk kerja sama yang seperti apa dan revisi seperti apa yang harus Kami evaluasi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper