Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEPULAUAN SERIBU: Jadi Pusat Wisata Bahari, Investasi Mengalir Rp1,5 Triliun

Kepulauan Seribu yang diarahkan menjadi pusat wisata bahari menerima aliran investasi Rp1,5 triliun.
Pulau Tidung. /Bisnis.com
Pulau Tidung. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kepulauan Seribu yang diarahkan menjadi pusat wisata bahari menerima aliran investasi Rp1,5 triliun.

Bupati Kepulauan Seribu Asep Syariffudin mengatakan investasi itu untuk membangun resort di Pulau Pari dan Kelapa.

"Sekitar Rp1,5 triliun yang masuk untuk membangun resort," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (31/8/2014).

Menurutnya, aliran dana itu berasal dari lima investor. Meskipun dia belum mau menyebutkan secara detil, yang pasti masih didominasi oleh investor lokal. Dia menambahkan pembangunan akan dimulai pada 2015.

"Iya, lima investor. Kebanyakan dari lokal, 2015 mereka mulai bangun," tuturnya.

Konsep pembangunan resort akan menyerupai resort di Maldives, Asia Selatan agar kekayaan alam bahari Kepulauan Seribu tetap terasa. Lebih lanjut, dia pun menggambarkan di permukaan pantai yang masih dangkal akan dibangun resort terapung.

"Nanti dibangun menyerupai resort di Maldives," ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan memberi kemudahan dengan jalan memangkas waktu perizinan. Asalkan, segala investasi memberi timbal balik yang setimpal, di antaranya, dapat membantu mengentaskan kemiskinan, membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, beriorientasi kepada kelestarian lingkungan dan memberi peluang kepada masyarakat untuk mendapat penghidupan yang lebih laik.

"Saya menawarkan kepada investor untuk kembangkan lagi potensi Kepulauan Seribu asalkan mengacu kepada empat poin itu," jelas Asep.

Selain itu, untuk pulau-pulau yang belum terjamah, katanya, harus dibangun pula faktor pendukungnya. Seperti, di sektor perhubungan, kelistrikan dan infrastruktur. Hal ini dinilainya sebagai feedback atas potensi wisata bahari dan demi mendukung semakin lancarnya bisnis pariwisata di Kepulauan Seribu.

"Perhubungan, listrik, infrastruktur mereka juga harus mau bangun," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper