Bisnis.com, TANGERANG - Kenaikan beriringan antara harga gabah kering giling dan gabah kering panen di sentra beras Provinsi Banten dengan indeks harga yang diterima petani mengerek tipis nilai tukar petani (NTP) pada September 2014 sebesar 0,06% menjadi 103,74%.
Jaih Ibrohim, Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mengatakan kenaikan NTP secara keseluruhan disebabkan oleh kenaikan yang dialami NTP subsektor padi dan palawija dan peternakan.
“Harga padi naik karena cuaca musim tanam yang baik menghasilkan gabah yang lebih berkualitas. Harga ternak naik pada hewan ternak besar seperti kerbau dan kambing karena menghadapi hari raya kurban,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/10/2014).
Pada periode ini, tuturnya, NTP subsektor padi dan palawija mengalami kenaikan indeks sebesar 0,71% atau naik dari 102,8 menjadi 103,53. Kenaikan ini, lanjutnya, karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 1% lebih cepat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,29%.
Menurutnya, berdasarkan observasi sebanyak 47 transaksi gabah di tiga kabupaten produsen beras yakni Pandeglang, Serang dan Lebak, harga gabah kering giling (GKG) naik 1,88%, gabah kering panen (GKP) naik 2,15%, dan gabah kualitas rendah juga naik 9,55% dibandingkan Agustus 2014.
Rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG senilai Rp4.399 per kg, kualitas GKP Rp4.165per kg dan rata-rata harga gabah kualitas rendah senilai Rp4.023 per kg. Adapun harga gabah terendah di tingkat petani adalah Rp3.600 per kg dan tertinggi senilai Rp4.500 per kg.