Bisnis.com, DEPOK- Sidang paripurna penetapan alat kelengkapan DPRD Kota Depok pada Rabu (8/10/2014) berjalan alot.
Sidang yang berlangsung di gedung DPRD Kota Depok itu diwarnai aksi walk out dari beberapa fraksi.
Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Edi Sitorus mengatakan pihaknya menolak segala ketentuan yang telah ditetapkan pimpinan DPRD Kota Depok.
Dia mengaku prihatin pemilihan ketua badan kepegawaian daerah (BKD) mulai dari badan anggaran dan badan kehormatan itu melalui voting.
"Ini sudah merusak sejarah perjalanan DPRD Kota Depok, di mana segalanya dilakukan melalui voting, seharusnya kita bermusyawarah," katanya.
Pimpinan DPRD diketahui dijabat oleh dewan dari fraksi PDIP, Partai Gerindra, PKS dan PAN. Edi menilai pemilihan ketua BKD sudah di-setting dan ditetapkan calon pemenangnya.
"Untuk itu, kami dari fraksi Demokrat memilih untuk keluar dari rapat ini. Silahkan ambil semuanya," kata dia.
Sidang sebelumnya direncanakan pada pukul 09.00 WIB. Lantaran masing-masing anggota dewan belum hadir semuanya, sidang baru bisa digelar pada sekitar pukul 11.30 WIB tanpa dihadiri dua anggota DPRD.
Berlangsungnya sidang sempat memanas dari beberapa fraksi sehingga pimpinan sidang menskors untuk memberikan lobi-lobi terkait rancangan nama-nama yang diajukan.
Para anggota DPRD Fraksi Partai Hanura yang dikomandoi Bernhad Simorangkir juga meninggalkan gedung dengan alasan tidak menyetujui penetapan pimpinan sidang.
"Bagi kami ini merupakan praktek manipulatif. Kami merasa percuma karena pemenangnya sudah disetting," paparnya.
Selain fraksi Demokrat dan Hanura, para anggota DRPD Kota Depok yang meninggalkan ruangan alias walk out juga dilakukan oleh para anggota DPRD fraksi PDIP.