Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menagih Janji Pramono Bereskan 'Bangkai' Tiang Monorel

pemandangan tiang-tiang Monorel telah menjadi makanan sehari-hari warga Jakarta Selatan. Pramono bakal bereskan?
Tiang-tiang proyek monorel yang mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko
Tiang-tiang proyek monorel yang mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA -- Sudah bertahun-tahun deretan tiang monorel berdiri tanpa fungsi di sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. 

Bagi masyarakat yang setiap hari melintasi kawasan tersebut, pemandangan tiang-tiang Monorel telah menjadi makanan sehari-hari. 

Padahal, lokasi ini merupakan salah satu kawasan tersibuk di Ibu Kota, dikelilingi gedung perkantoran, kantor kementerian, hingga kedutaan besar. Jalanan di kawasan ini lebar dan padat kendaraan, bahkan dilintasi jalur LRT yang kini aktif beroperasi.

Namun, di tengah modernisasi itu, tiang-tiang monorel yang terbengkalai justru mencolok dan tidak memiliki fungsi. Beberapa tiang tersebut bahkan digunakan untuk memasang bendera partai politik atau sekadar menjadi penunjuk arah menuju SPBU terdekat.

Tak hanya itu, bahkan Rian (39) pria pengemudi ojek daring yang kerap melewati kawasan Kuningan, menyebut bahwa tiang tersebut pernah ditabrak oleh pengendara. 

"Kan sempat belum lama ini, ada kecelakaan Bluebird [taksi]. Enggak tahu [karena] ngantuk, entah kenapa ya, dia hajar (menabrak) tiang [monorel] ini nih," ujarnya kepada Bisnis sambil menunjuk salah satu tiang di lokasi, Kamis (22/5/2025).

Rian menilai keberadaan bangunan mangkrak semacam ini tak layak ada di Ibu Kota.

"Mendingan dicabut aja atau dipotong," tuturnya. 

Keluhan serupa disampaikan Bene (26), perempuan pegawai swasta yang setiap hari melewati kawasan tersebut dalam perjalanan dari dan ke tempat kerja. Dia menceritakan pengalamannya saat menggunakan ojek daring yang hampir menabrak pembatas tiang monorel.

"Tiap hari aku lewat sini, pulang pergi kantor pasti lewat. Dan lumayan ganggu ya karena pengalaman beberapa kali naik gojek, abangnya mungkin ngantuk atau gimana ya, hampir mau nabrak pembatas monorelnya itu," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (22/5). 

Selain itu, lanjut Bene, keberadaan tiang-tiang tersebut juga mengganggu estetika kota. 

"Kalau tiang itu gak ada, kan jadi lebih luas jalanan dan pasti enak dipandang," katanya. 

Apalagi, tambahnya, kawasan rasuna said ini dipenuhi oleh kedutaan besar. Agar citra Jakarta dapat lebih baik, menurutnya tiang tersebut lebih baik dirapikan. 

Menagih Janji Pramono Bereskan 'Bangkai' Tiang Monorel

Sudah Jadi Masalah Berlarut-Larut

Masalah tiang monorel yang terbengkalai ini bukan isu baru. Pada 2021, Ketua MPR saat itu, Bambang Soesatyo, bahkan sudah mengajak PT Jakarta Monorail, Pemprov DKI Jakarta, dan pemerintah pusat untuk mencari solusi.

Menurut catatan sosok yang sering disapa Bamsoet tersebut, proyek monorel dimulai pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Saat itu, diresmikan pembangunannya bersama Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 14 Juni 2004. 

Namun, Pada 2008, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyetop proyek tersebut. Kemudian Juni 2013, saat dipimpin Joko Widodo, pengerjaan proyek Jakarta Monorel kembali dilanjutkan.

Bahkan, pada 3 Oktober 2013, PT Jakarta Monorail sepakat bekerjasama dengan BUMN China, China Communication Construction Company Ltd (CCCC) untuk mengembangkan proyek Jakarta Monorel.

Penandatanganan kesepakatan kerjasama disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jinping di Shangrila Hotel, Jakarta. 

Sayangnya, proyek pembangunan kemudian terhenti kembali pada tahun 2014 saat DKI Jakarta dipimpin Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Bamsoet menjelaskan bahwa investasi yang dikeluarkan sudah mencapai Rp400 miliar. Total investasi yang diperlukan mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp16 triliun sepenuhnya tidak menggunakan anggaran negara melainkan murni business to business. 

“CCCI sebagai perpanjangan tangan dari China Communication Construction Company Ltd (CCCC) sudah menyiapkan uangnya. Hanya perlu membereskan beberapa hal dari sisi Indonesia, setelah itu pembangunan Jakarta Monorel bisa segera diselesaikan. Bahkan ditargetkan selesai sebelum tahun 2024,” jelasnya.

Menagih Janji Pramono Bereskan 'Bangkai' Tiang Monorel

Janji Pramono Bereskan Tiang Monorel

Kini di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, Pemprov DKI Jakarta menyatakan komitmennya untuk menuntaskan persoalan tiang monorel yang terbengkalai di Jalan HR Rasuna Said hingga jalan Asia Afrika. 

Pramono mengatakan penyelesaian ini perlu dilakukan karena keberadaan tiang-tiang tersebut mengganggu estetika kota dan permasalahan yang berlangsung cukup lama. 

“Ada kolom-kolom untuk monorel yang sampai hari ini semuanya nggak mau nyentuh untuk diselesaikan. Kalau bagi saya pribadi ini adalah hal yang harus diselesaikan,” kata Pramono ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/5). 

Pasalnya, bangunan tiang monorel ini mudah ditemukan meskipun tengah berkendara. Proyek mandek ini sudah terlihat sekitar underpass kuningan hingga mendekati LRT Setiabudi, dengan panjangnya sekitar 3 km. 

Pramono kemudian menjelaskan proyek tersebut mangkrak karena ada persoalan hukum antara kontraktor dan pihak pelaksana. Keberadaan tiang-tiang juga merusak Ibu Kota. 

Menurutnya, proyek ini mangkrak karena ada persoalan hukum antara kontraktor dan pelaksana. Dia menekankan ingin menyelesaikan nasib tiang-tiang yang merusak wajah kota.

“Maka bukan monorelnya yang dilanjutkan, tetapi tiang-tiang yang tidak berfungsi itu akan diapakan? Apakah dibersihkan? Apakah dibuat apa? Tentunya harus ada keputusan untuk itu, gak bisa kemudian dibiarkan begitu saja dari waktu ke waktu,” pungkas Pramono. 

Harapan agar rencana ini benar-benar terlaksana juga datang dari warga. Bene, misalnya, menyampaikan bahwa wacana pembongkaran tiang monorel sudah muncul sejak era Gubernur Anies Baswedan. Dia berharap, di masa kepemimpinan Pramono Anung, wacana tersebut akhirnya bisa menjadi kenyataan.

“Lebih baik ya dibongkar saja. Wacana pembongkaran kan sudah ada dari jaman Anies. Jadi semoga di jaman Pramono ini bisa lah dibongkar ya, semoga,” jelasnya. 

Senada, Rian juga menilai lahan bekas tiang-tiang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempercantik kota.

“Diapus dulu, setelah diapus baru tanemin kembang, pohonan,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper