Bisnis.com, JAKARTA--Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta mengaku kekurangan investor swasta penyedia layanan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Haris Pindratno mengatakan kekurangan tersebut menjadi hambaran dalam mengimplementaasikan kebijakan pembangunan integrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
"Kendala yang dihadapi salah satunya adalah masih sedikitnya investor swasta penyedia layanan SPBG, sehingga persaingan bisnisnya kurang ketat," katanya, Rabu (8/10/2014).
Menurut Haris, sedikitnya investor swasta tersebut disebabkan oleh harga Bahan Bakar Gas (BBG) yang rendah. Pihaknya berencana menyiasati permasalahan tersebut dengan cara menaikkan harga jual BBG ke konsumen di tingkat SPBG.
“Harga gas yang sekarang Rp3.100 [per liter setara premium] akan dinaikkan. Namun, harganya masih di bawah bensin subsidi. Harapannya agar iklim investasi di bidang ini lebih menarik,” katanya.
Haris juga berencana melakukan kerjasama dengan pemegang merk mobil dan angkutan umum, seperti taksi, mikrolet, metromini, dan bajaj. “Kami meminta agar mengaplikasikan mesin kendaran yang mampu dioperasikan dengan bahan bakar gas. Jadi, mesin-mesin kendaraan tersebut nantinya hanya diisi dengan gas,” katanya.