Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bekasi Kesulitan Tata Sarana Transportasi Umum

Penataan sarana transportasi umum lokal dinilai masih menjadi permasalahan mendasar bagi Kota Bekasi dibandingkan dengan wilayah mitra Ibu Kota DKI Jakarta lainnya.
Moda angkutan kota/Bisnis
Moda angkutan kota/Bisnis

Bisnis.com, BEKASI—Penataan sarana transportasi umum lokal dinilai masih menjadi permasalahan mendasar bagi Kota Bekasi dibandingkan dengan wilayah mitra Ibu Kota DKI Jakarta lainnya.

Pengamat angkutan massal dan Wakil Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan hingga saat ini permsalahan penyediaan dan penataan transportasi publik dalam kota menjadi fenomena umum di sejumlah daerah. Kondisi tersebut, jelasnya, juga terjadi di Kota Bekasi.

Menurutnya, dalam rentang 10 tahun terakhir penataan sarana tersebut di Kota Bekasi tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

"Pemda seperti mengabaikan sarana transportasi publik lokal," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (14/10/2014).

Djoko menilai lambatnya penataan sarana tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kendaraan pribadi. Dengan begitu, ujarnya, tidak mengherankan kemacetan parah kerap terjadi di Kota Bekasi.

"Dampaknya aksesibilitas komuter ke Jakarta terhambat," katanya.
 
Djoko Setijowarno mengatakan Pemerintah Kota Bekasi mesti memprioritaskan penataan sarana transportasi umum lokal yang murah.  Dengan begitu, jelasnya, pemkot akan memaksimalkan penggunaan transportasi massal antar wilayah, yakni kereta rel listrik (KRL).

Dia mengatakan selama ini rata-rata pengguna KRL menggunakan 30%penghasilan bulanan untuk biaya transportasi. "Biaya KRL-nya murah, tapi transportasi lokal yang  mahal."

Dia berharap pemkot mengupayakan subsidi bagi peningkatan kuantitas dan kualitas sarana transportasi lokal tersebut. Langkah itu, ujarnya, akan memberikan pelayanan transportasi yang baik dan murah kepada masyarakat.

Apalagi,  lanjutnya, rel dwiganda (double-double track) kereta rencana beroperasi pada 2015. "Minat masyarakat menggunakan srana transportasi massal pun akan bertumbuh," kata Djoko.

Sementara itu, perbaikan dan penambahan jalan di area perbatasan dengan Ibu Kota menjadi pilihan berikutnya.

Secara terpisah, Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai problem kemacetan merupakan dampak dari pengembangan perumahan berskala besar yang tidak dibarengi pengembangan sarana transportasi publik yang memadai.

"Ini masalah sebab Kota Bekasi menjadi hinterland. Semua orang beli kendaraan pribadi, padahal aksesibilitas terbatas dan public transport, tidak sebaik Bogor dan Depok. Jadinya, Bekasi dekat dalam jarak, tetapi jauh dalam waktu tempuh,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper