Bisnis.com, BOGOR - Sedikitnya 20 hotel di Kabupaten Bogor sejak dua tahun terakhir gulung tikar akibat bermunculannya hotel baru dengan menawarkan harga menggiurkan pada konsumen.
Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Agus Chandra mengatakan sejak 2012, industri perhotelan di kabupaten itu sudah mulai tidak sehat.
“Sampai sekarang hampir setiap menjelang weekend, hotel ramai-ramai perang tarif untuk menggaet konsumen. Ini sudah tidak kondusif lagi,” paparnya pada Bisnis, Selasa (28/10/2014).
Agus menjelaskan jumlah hotel di Kabupaten Bogor saat ini mencapai lebih dari 100. Adapun, jumlah hotel, restoran dan sejenisnya yang tidak di bawah naungan perhimpunan mencapai sekitar 600.
Dia memaparkan keberadaan hotel di Kabupaten Bogor tidak sebanding dengan jumlah tingkat hunian dengan rerata 50%-55% pada waktu hari libur. Apalagi, katanya, tingkat hunian pada hari biasa jumlahnya bisa di bawah rata-rata.
Menurutnya, peta persaingan industri hotel disebabkan juga oleh maraknya hotel ‘gelap’ di kawasan pusat wisata yang tidak memiliki izin dari pemerintah setempat.
“Banyak apartemen dan kalangan berduit menjadikan tempat huniannya sebagai hotel dadakan, membuat tingkat hunian hotel beirizin sedikit,” ujarnya.
Dia memberi contoh, di kawasan Puncak Bogor pada waktu libur, masyarakat setempat berbondong-bondong membuka lapak penginapan ilegal.
Untuk itu, katanya, sementara ini investasi perhotelan di Kabupaten Bogor dinilai sangat menghawatirkan apabila pemangku kebijakan tidak segera menindak tegas oknum penyebab redupnya bisnis perhotelan.
“Apabila kondisi ini terus terjadi, di khawatirkan ke depan, bisa-bisa akan semakin banyak hotel yang gulung tikar,” ujarnya.
Dia menambahkan, okupansi hotel di Kabupaten Bogor selama ini didominasi oleh tamu yang menggelar meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE) sekitar 75%. Sisanya dihuni oleh tamu keluarga dan wisatawan asing.