Bisnis.com, TANGERANG—Pemerintah Kota Tangerang menyatakan guna mengurangi tingkat kemacetan daerah dibutuhkan dana sekitar Rp7 triliun untuk mengembangkan moda transportasi massal light rail transit (LRT) pada 2016.
Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah mengatakan dengan APBD 2015 Kota Tangerang yang hanya senilai Rp3,84 triliun, maka, pembangunan LRT tidak mungkin menggunakan anggaran daerah. Dengan demikian, pembangunan didorong secara business to business atau public private partnership.
“Yang sudah siap dibangun pada tahun depan adalah bus rapid transit (BRT) dengan nilai Rp8 miliar-Rp9 miliar. LRT tengah diajukan kepada pemerintah pusat,” ujarnya di Tangerang, Kamis (27/11/2014).
Menurutnya, dengan adanya pengurangan subsidi BBM pada tahun ini, diharapkan terdapat pengalokasian anggaran untuk mendukung pembangunan moda transportasi massal LRT di Kota Tangerang.
Berdasarkan hasil konsultasi yang telah dilakukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), lanjutnya, polanya pembangunan LRT yang paling memungkinkan adalah public private partnership.
Namun, dengan model kerja sama ini pemerintah daerah terlebih dahulu harus mendirikan perusahaan holding. Dengan demikian, pada awal tahun depan peraturan daerah tentang pendirian perusahaan holding akan segera diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Menurutnya, sejumlah perusahaan asing telah mengajukan pembangunan proyek tersebut, dan angka Rp7 triliun merupakan penawaran tertinggi. Oleh karena itu, sepanjang 2015 Pemkota Tangerang menargetkan persiapan lelang LRT dapat selesai.
“Ada perusahaan asal Malaysia, Korea. Kemarin aeromovel asal Brazil juga sudah mengajukan. Namun, dalam mencari pengembangnya kita menginginkan yang sudah teruji,” tuturnya.
Menurutnya, penawaran yang diajukan oleh sejumlah perusahaan asing berbeda-beda nilainya. Ada yang menganggarkan pembangunan LRT sepanjang satu kilometer membutuhkan dana Rp200 miliar, sementara perusahaan lainnya menawarkan Rp75 miliar per kilometer.
Oleh karena itu, Pemkot Tangerang secara mandiri juga akan melakukan kajian pembangunan LRT tersebut. Selain itu, pengerjaan pembanguna LRT direncanakan dilakukan secara paralel dengan implementasi BRT.
Dalam hal ini, ujarnya, implementasi BRT dalam tiga tahun ke depan yang ditargetkan memiliki tiga koridor dapat dibarengi dengan pembangunan satu koridor untuk LRT dan water way. Oleh karena itu, dalam perumusannya akan dikonsultasikan kepada pihak berkompeten dan Pemprov Banten.
Selain pembangunan moda transportasi massal, Pemkot Tangerang dalam APBD 2015 juga telah mengalokasikan anggaran senilai Rp422 miliar untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan lingkungan, jembatan dan pintu air.