Bisnis.com, BOGOR - Hotel R Rancamaya Bogor, hotel pertama besutan perusahaan real estate Suryamas Group tengah mengembangkan beragam fasilitas mewah guna memanjakan pengunjung.
Herman Buspa, Residence Manager Hotel R Rancamaya, menuturkan pangsa pasar hotel yang berdiri sejak Agustus 2013 itu 70% diburu oleh kalangan private
dan keluarga. Adapun, sebesar 25% diburu oleh tamu dari kalangan pemerintahan dan 5% dari kalangan campuran.
"Kami tengah mengembangkan fasilitas massages, game park, kids club, salon dan fasilitas mewah yang terintegrasi dengan resor untuk memanjakan para tamu," paparnya saat jumpa pers di Bogor.
Dia mengatakan Hotel R Rancamaya Bogor berdiri di atas lahan yang terintegrasi dengan Rancamaya Golf dan Rancamaya Resor seluas 700 hektare dengan kapasitas total 140 kamar dan 6 vila.
Sejak berdiri, tingkat hunian Hotel R Rancamaya untuk weekend sekitar 85%-95% dibandingkan dengan okupansi pada saat weekday 40% dari total kamar.
Dia memaparkan pengembangan fasilitas hotel lebih ditekankan untuk kalangan keluarga, seiring pasar hotel tersebut didominasi oleh tamu private family. "Konsep family gahtering saat ini kan lagi tren. Maka kami memaksimalkan peluang tersebut untuk memperkuat konsep market family gateaway," ujarnya.
Menurutnya, Hotel R Rancamaya Bogor cocok bagi kalangan yang escape atau bagi tamu yang ingin keluar dari kepenatan kota seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya.
Dia memaparkan, selain bisa menikmati udara segar di sekitar kawasan hotel, para tamu atau wisatawan juga dimanjakan oleh fasilitas lapangan golf upscale yang dihadapkan dengan pemandangan Gunung Salak Bogor.
"Jadi para tamu yang juga berasal dari corporate client bisa menikmati seluruh fasilitas yang ada dan terintegrasi dengan view indah," paparnya.
Terkait pelarangan PNS rapat di hotel, Herman mengaku tidak terlalu berpengaruh pada tingkat hunian hotel. Sebab, katanya, pangsa pasar untuk kalangan pemerintahan tidak terlalu besar.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Agus Chandra menuturkan kondisi perhotelan saat ini sudah tidak sehat dengan adanya pelarangan rapat bagi PNS yang berdampak pada penurunan pendapatan industri perhotelan.
Agus memaparkan perhotelan di kawasan Puncak, Bogor menjadi target pelaku usaha menurunkan harga sewa. Pasalnya, setelah pelarangan rapat PNS di hotel, pendapatan industri perhotelan anjlok hingga 60%.
Menurutnya, setelah adanya kebijakan pelarangan tersebut, momentum industri perhotelan untuk merebut ceruk bisnis sewa hotel tinggal hanya pada akhir pekan dan long weekend. Itupun katanya, masih belum maksimal ketimbang pendapatan dari kalangan PNS yang mengadakan rapat.
Oleh karena itu, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi agar bisnis perhotelan bisa bertahan setelah adanya kebijakan pelarangan PNS rapat di hotel tersebut. Pihaknya mulai melakukan jemput bola pada pelanggan kalangan swasta.
Dia menambahkan, agar pengeluaran tidak terus membengkak, kalangan manajemen hotel di Kabupaten Bogor saat ini tengah mulai menghemat anggaran. "Listrik, air hingga jumlah karyawan kita tekan. Kalau perlu masing-masing hingga 50%," paparnya.