Bisnis.com, JAKARTA--Setelah membatasi akses untuk sepeda motor, Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyatakan bahwa DKI Jakarta akan membuat zonasi atau membagi area khusus bajaj.
Ahok mengatakan nantinya bajaj akan diberi warna tertentu untuk menandai suatu wilayah. Hal ini dilakukan agar jumlah bajaj tak melebihi batas yang telah ditetapkan Dinas Perhubungan DKI.
"Bajaj di lingkungan ini warna ini, yang sana warna beda. Saya kira putih juga bagus, tapi ada zona-zonanya," ujarnya di Balai Kota, Selasa (6/1/2015).
Bajaj, kata Ahok, cocok menjadi angkutan lingkungan yang menghubungkan masyarakat ke akses moda tranportasi publik lainnya.
Selain mudah aksesnya ke masyarakat, Ahok menilai hal ini mempermudah bajaj bertenaga listrik mengisi energi.
Pasalnya, pengisian energi dapat dilakukan di kantor kecamatan atau kelurahan terdekat.
"Kalau ini (bajaj) di dalam lingkungan kan jadi feeder-feeder yang baik di perumahan. Misalnya dari pemerintahan kita juga bisa sediakan colok gratis untuk bajaj, di kantor-kantor lurah, semua kantor lurah misalnya boleh nyolok listrik buat bajaj gratis," katanya.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Emmanuel Kristanto mengatakan saat ini terdapat 14.424 bajaj di Ibu Kota.
Oleh karena itu, penambahan armada bajaj tak diperkenankan jika tak dibarengi dengan penghapusan bajaj yang dianggap sudah tak laik.
Sebagai contoh dia menyebut jika bajaj listrik ingin dioperasikan maka bajaj berbahan bakar solar harus ditarik dari peredaran agar jumlahnya tetap seimbang.
"Sekarang ada 14.424 bajaj dan enggak boleh tambah lagi. Jadi kalau bajaj listrik mau jalan, yang orange harus ada yang ditarik dulu," tuturnya.
President Director PT Arrtu Mega Energie Christoforus Richard yang ingin meminta izin operasi bajaj listrik mengatakan kebutuhan listrik 0,2 Ampere dengan waktu pengisian lima jam, bajaj dapat menempuh jarak 150 kilometer.
"Kira-kira 0,2 Ampere, jadi sehari paling Rp5.000 paling mahal untuk dia nge-charge 5 jam itu. Jarak tempuh (sekali charge) 150 km," katanya.