Bisnis.com, TANGSEL-Pengusaha Warteg dan rumah makan sekelasnya di sejumlah wilayah Tangerang Selatan mengeluhkan penaikan harga eceran gas Elpiji 12 kg menjadi Rp140.000 per tabung.
Penaikan harga gas Elpiji 12 kg di tingkat konsumen dari Rp120.000 per tabung menjadi Rp140.000 per tabung mulai 2 Januari 2015 itu cukup membebani biaya produksi sehingga omzetnya menurun.
Sutarman, pemilik Warteg di Jl Aria Putra, Ciputat, Tangerang Selatan, mengatakan penaikan harga gas Elpiji 12 kg mencapai Rp20.000 per tabung cukup mempengaruhi omzet usaha warung makan sekelas Warteg.
“Saya bertemu dengan pemilik Warteg yang lain juga mengeluhkan masalah kenaikan harga gas Elpiji 12 kg dan juga tarif listrik yang naik. Terus terang ini merepotkan kami,” katanya, Rabu (8/1/2015).
Menurutnya, pengusaha Warteg dan warung makan sekelasnya yang ada di Tangsel mengalami penaikan biaya produksi, di antaranya akibat penaikan harga barang kebutuhan pokok, disusul tarif daya listrik dan harga gas elpiji 12 kg.
Untuk itu, pengusaha dituntut harus bisa menyiasati penaikan biaya produksi tersebut karena tidak mungkin dibebankan seluruhnya kepada konsumen dengan menaikkan harga jual makanan.
“Untuk menyiasatinya saya dan teman-teman pengusaha warung makan terpaksa beralih ke gas elpiji 3 kg. Tetapi, masalahnya sekarang toko-toko penjual gas elpiji 3 kg juga sering kehabisan stok karena permintaannya meningkat,” ujarnya.
Firdaus, penjual gas elpiji 3 kg di Rengas Ciputat Timur, mengatakan permintaan gas elpiji 3 kg seharga Rp19.000 per tabung cenderung terus meningkat sejak diberlakukan penaikan harga elpiji 12 kg mulai 2 Januari 2015.
“Permintaan meningkat dan stok saya juga terbatas, karena pihak agen gas elpiji 3 kg juga membagi rata kepada toko-toko yang menjadi mitranya selama ini,” katanya.