Bisnis.com,TANGSEL-Sejumlah pengemudi angkutan kota di Tangerang Selatan enggan menurunkan tarif kendati harga bahan bakar minyak premium bakal turun lagi di bawah Rp7.600 per liter.
Tarif angkutan kota (angkot) sekarang sudah naik rata-rata Rp500-Rp1.000 per penumpang sejak diberlakukan penaikan harga BBM premium dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter pada November 2014.
Namun, pengemudi tidak langsung menurunkan tarif tersebut dengan berbagai dalih ketika pemerintah kembali menurunkan harga BBM premium dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 per liter mulai 1 Januari 2015.
Komari, pengemudi angkot Mikrolet D-18 Ciputat-Ciledug, mengatakan harga premium memang turun dan bahkan pihak PT Pertamina mengisaratkan harganya turun lagi hingga Rp7.000 per liter mengikuti trend harga minyak mentah dunia.
“Tetapi, bagi kami sulit untuk langsung ikut menurunkan tarif, karena kami juga harus membeli spare part yang harganya mengikuti kurs dolar AS yang sekarang cukup tinggi,” katanya Selasa (13/1/2015).
Menurutnya, pengemudi dan pengusaha angkot menanggung biaya operasional selain untuk komponen BBM adalah harga spare part yang mencakup diataranya onderdil, ban, dan oli yang mengikuti fluktuasi kurs dolar AS.
Adapun harga spare part, imbuhnya, selalu mengikuti perkembangan kurs dolar AS yang sekarang mencapai Rp12.500 per US$, karena kandungan impornya cukup besar.
Sementara itu Sukardi, pengemudi KWK S-10 trayek Ciputat-Bintaro-Pondok Betung, mengatakan penaikan tarif penumpang terkait dengan penaikan setoran kepada pemilik armada dari Rp80.000-Rp90.000 per hari menjadi Rp90.000-Rp100.000 per hari sesuai kondisi fisik mobilnya.