Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Angkot Flat Jadi Solusi di Tengah Fluktuasi Harga BBM

Sebagian pengusaha angkutan darat berharap penetapan tarif angkutan kota berlaku flat sebagai solusi fluktuasi harga bahan bakar minyak saat ini.
 Sebagian pengusaha angkutan darat berharap penetapan tarif angkutan kota berlaku flat sebagai solusi fluktuasi harga bahan bakar minyak saat ini./JIBI
Sebagian pengusaha angkutan darat berharap penetapan tarif angkutan kota berlaku flat sebagai solusi fluktuasi harga bahan bakar minyak saat ini./JIBI
Bisnis.com, BOGOR - Sebagian pengusaha angkutan darat berharap penetapan tarif angkutan kota berlaku flat sebagai solusi fluktuasi harga bahan bakar minyak saat ini.
 
Ketua Organisasi Angkutan Darat Kota Bogor Muhammad Ischak menuturkan penetapan tarif angkutan secara flat dinilai akan menjadi jalan tengah bagi industri angkutan.
 
"Sejauh ini penerapan tarif flat di Kota Bogor sudah cukup baik, ini bisa saja dilakukan oleh Organda di daerah lain," ujarnya pada Bisnis, Senin (19/1).
 
Seperti diketahui, harga BBM jenis Premium turun dari Rp7.600 per liter menjadi Rp6.600 dan Solar dari Rp7.250 menjadi Rp6.400.
 
Pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi tersebut melalui Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Jumat (16/1) dan berlaku sejak Senin (19/1) dini hari.
 
Penurunan harga BBM tersebut merupakan kali kedua setelah pada awal tahun pemerintah memangkas harga Premium dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 dan Solar dari Rp7.500 menjadi Rp7.250 per liter.
 
Ischak menuturkan kondisi naik dan turunnya harga BBM akan membingungkan pelaku usaha angkutan dan juga masyarakat. Dengan demikian, penetapan tarif angkutan flat dinilai mampu solusi tepat.
 
Organda Kota Bogor telah menggelar pertemuan dengan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk membahas penyesuain tarif setelah penurunan harga BBM tersebut.
 
"Kesimpulan pertemuan tersebut menyatakan tarif flat menjadi Rp3.000 untuk umum dan Rp2.000 untuk kalangan pelajar," ujarnya.
 
Ketua Organda Kabupaten Bogor Gunawan memaparkan idealnya seluruh trayek di wilayahnya diberlakukan tarif flat atau jauh-dekat dikenakan biaya sama.
 
Namun, pihaknya masih mengikuti peraturan yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat terkait penetapan tarif di Kabupaten Bogor sesuai tarif batas atas antar kota dalam provinsi (AKBP).
 
"Inginnya kami menerapkan tarif flat karena itu bisa membuat industri angkutan lebih kondusif, tapi di Kabuaten Bogor sepertinya tidak mungkin karena trayeknya sebagian besar jauh," ujarnya.
 
Gunawan menuturkan pascapenurunan kedua harga BBM ini, Organda Kabupaten Bogor hanya menurunkan tarif sekitar 5% dari ketentuan tarif sebelumnya.
 
"Tarif baru ini akan berlaku kemungkinan pada pekan ini, dan semoga bisa diterima oleh semua pihak," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper