Bisnis.com, TANGSEL - Kumpul keluarga besar menjadi agenda perayaan Hari Raya Imlek 2566 pada 19 Februari 2015 setelah sembahyang di klenteng.
Antonny, pengusaha material bangunan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengatakan sudah menjadi tradisi keluarga besarnya selalu berkumpul saat Imlek.
“Kami merupakan etnis Tionghoa, saat Imlek biasanya kumpul keluarga besar di rumah kakak tertua di Pamulang setelah sembahyang di Klenteng Boen Hay Bio, Serpong,” katanya, Rabu (18/2/2015).
Menurutnya, keluarga besarnya terdiri dari 6 orang yaitu 4 laki-laki dan 2 perempuan, yang seluruhnya telah berkeluarga dan tinggal di daerah yang berbeda di wilayah Tangsel.
Dari 6 orang bersaudara kandung itu, sebanyak 3 orang tetap seiman dengan mendiang kedua orang tuanya dan menjadi jemaat Klenteng Boen Hay Bio di kawasan Pasar Lama, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangsel.
Namun, lanjutnya, tiga orang berbeda iman karena sudah menjadi Muslim dan Nasrani, tetap datang bersama keluarganya masing-masing untuk merayakan Imlek di rumah kakak tertua mereka di Pamulang, Tangsel.
“Walaupun di antara kami berbeda iman, tetapi suasana kumpul keluarga besar saat Imlek itu sangat meriah, akrab, dan penuh canda. Apalagi melihat ulah cucu-cucu yang lucu,” ujarnya.
Antonny menjelaskan dahulu mendiang orang tuanya tinggal di daerah Serpong, tidak jauh dari lokasi Klenteng Boen Hay Bio, sehingga seluruh anaknya familiar dengan tempat ibadah bagi etnis Tionghoa tersebut.
Di klenteng yang dibangun sekitar 1649 itu banyak acara digelar seperti kegiatan santunan sembako untuk warga sekitar yang kurang mampu, bagi-bagi angpau, pertunjukan Barongsai dan persembahyangan pada malam puncak Imlek.
Untuk itu ribuan jemaat dari berbagai wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi akan berdatangan ke klenteng yang berusia 366 tahun itu melaksanakan sembahyang.
Kesibukan di Klenteng Boen Hay Bio tersebut, imbuhnya, akan berlanjut hingga datangnya hari perayaan Cap Go Meh yaitu 15 hari setelah hari raya Imlek.