Bisnis.com, TANGERANG—Pergerakan indeks harga yang diterima petani di Banten tidak segesit laju kenaikan indeks harga yang mereka bayar, ini menyebabkan nilai tukar petani di provinsi ini susut 0,09%.
Dengan persentase itu artinya nilai tukar petani (NTP) di Banten pada Maret merosot ke level 105,09 dari 105,19 pada Februari. Kondisi ini terpengaruh indeks harga yang diterima cuma 0,41%, sedangkan yang mesti dibayar mencapai 0,50%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Syech Suhaimi mengatakan secara umum pelemahan nilai tukar petani pada bulan lalu terpengaruh penyusutan NTP empat subsektor a.l. hortilkultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.
Penurunan nilai tukar petani di empat subsektor tersebut sebesar 0,40%, 2,04%, 0,69%, dan 0,45% (month-on-month).
"Tapi penurunan NTP jadi tidak signifikan karena tertopang kenaikan NTP subsektor tanaman pangan sebesar 1,08%," ucap Suhaimi saat dihubungi Bisnis, akhir pekan lalu.
Kendati NTP bulan lalu susut secara month-on-month, Banten tetap masuk dalam tiga besar provinsi dengan nilai tukar petani tertinggi selain Jawa Barat 105,45 dan Sulawesi Selatan 104,53. NTP terendah dialami petani di Provinsi Jambi sebesar 95,81.