Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanda Tanya Besar di Balik Gegap Gempita Ajang Formula E 2025

Kesuksesan Formula E Jakarta menyisakan tanda tanya besar mengenai masa depan dan nilai tanggungan biaya yang harus dipikul oleh Pemprov Jakarta.
Dan Ticktum dari Inggris Raya dan CUPRA KIRO merayakannya dengan sampanye di podium usai memenangkan Jakarta E-Prix, Putaran 12 Kejuaraan Dunia Formula E FIA 2025 di Sirkuit Jakarta International e-Prix pada Sabtu (21/6/2025) di Jakarta, Indonesia. (Foto oleh Alastair Staley/LAT Images)
Dan Ticktum dari Inggris Raya dan CUPRA KIRO merayakannya dengan sampanye di podium usai memenangkan Jakarta E-Prix, Putaran 12 Kejuaraan Dunia Formula E FIA 2025 di Sirkuit Jakarta International e-Prix pada Sabtu (21/6/2025) di Jakarta, Indonesia. (Foto oleh Alastair Staley/LAT Images)

Bisnis.com, JAKARTA — Jakarta kembali menggelar ajang balapan mobil listrik di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (21/6/2025). Balapan Formula E kali ini menjadi penyelenggaraan ketiga di Jakarta, dan bisa jadi yang terakhir jika kontraknya tak diperpanjang.

Meskipun tak segahar suara mesin Formula One, suara khas mobil balap listrik tetap memancing antusiasme penonton. Balapan berlangsung kompetitif, bahkan sejumlah insiden sempat terjadi di lintasan.

Akhirnya, pembalap tim ERT Formula E, Dan Ticktum, berhasil keluar sebagai juara. Edoardo Mortara (Mahindra Racing) dan Nico Müller (ABT Cupra) menempati posisi kedua dan ketiga. Sementara itu, empat pembalap gagal menyelesaikan balapan, termasuk Maximilian Günther, peraih podium pertama Formula E Jakarta 2022.

Gubernur Jakarta Pramono Anung, yang baru menjabat sejak Januari 2025, menyerahkan piala kepada pemenang. Hadir pula Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bambang Soesatyo yang mengalungkan medali.

Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh lainnya, seperti Adik dari Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo dan lainnya. 

Dengan berakhirnya ajang ini, masa depan Formula E di Jakarta pun masih menjadi tanda tanya besar.

Perjalanan Panjang Formula E

Proses penyelenggaraan Formula E di Jakarta telah berlangsung panjang dan nyaris menulai polemik. Apalagi, hingga saat ini, pemerintah provinsi Jakarta masih dibebani oleh biaya commitment fee. 

Mengutip keterangan resmi DPRD pada 2019, awal proyek ini dimulai ketika Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta yang melakukan kunjungan luar negeri ke Kolombia serta Amerika Serikat (AS). 

Melalui akun sosial medianya, Anies kemudian mengabarkan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah turnamen Formula E. Negosiasi kemudian difinalkan untuk membahas teknis penyelenggaraan turnamen tersebut. 

Sebagai informasi, sebagian besar balapan Formula E diadakan di sirkuit jalan raya. Tiap sirkuit Formula E biasanya memiliki panjang sekitar 2-3 km. 

Kawasan Ancol kemudian ditunjuk sebagai lokasi sirkuit Formula E Jakarta 2022. Padahal sebelumnya Pemprov Jakarta sempat mengalami ‘kepusingan’ soal lokasi Formula E. Persoalan muncul karena kawasan Monas yang sebelumnya disiapkan tak jadi digunakan untuk ajang tersebut. 

Formula E Jakarta
Formula E Jakarta

Padahal, seperti banyak diberitakan, pada 2019 kawasan Monas sempat dirombak. Bahkan, pohon di kawasan Monas sebagian sempat pernah ditebang. Kasus ini sempat ramai dan mendapat sorotan dari DPRD Jakarta. 

Ketua Panitia Pelaksana Formula E Ahmad Sahroni pada saat gelaran 2022 mengatakan, keputusan pemilihan lokasi tersebut telah dikaji secara matang oleh FEO dan FIA dari sejumlah lokasi yang menjadi kandidat sirkuit sampai akhirnya dipilihlah Ancol sebagai lokasi balap.

Singkat cerita, ajang balap mobil listrik tersebut pada 2022 rampung digelar, begitu juga pada 2023. Namun pada 2024, gelaran Formula E diundur pada tahun berikutnya karena Indonesia masih berfokus pada pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu). 

"Diundur tahun depan (2025), jadi tahun ini kita tidak ikut karena Pemilu," ucap Project Director Jakarta EPrix 2023 Ivan Cahya Permana, Rabu (28/2/2024).

Balapan pun kembali digelar tahun ini, 21 Juni 2025, sebagai seri pengganti tahun lalu.

Belum Lunas

Meski ajang terus bergulir, mengutip Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Jakarta 2024, pembayaran commitment fee belum dibayarkan sepenuhnya hingga akhir 2024. 

Awalnya, kontrak Formula E Jakarta disepakati untuk lima musim (2020–2024) dengan commitment fee sebesar £122.102.000. Namun, hasil renegosiasi membuat pelaksanaan dipadatkan menjadi tiga musim (2022, 2023, dan 2024), dengan total biaya sebesar £36 juta.

Hingga 2021, Pemprov Jakarta telah membayar £31 juta. Namun, penyelenggaraan 2024 ditunda ke 2025, dan commitment fee sebesar £5 juta belum dilunasi.

City Host Agreement (CHA) Addendum No.3 (Renegosiasi) tanggal 27 September 2021 

No

Tahun

Keterangan

1

2020

Batal (Pandemi Covid)

2

2021

Batal (Pandemi Covid)

3

2022

Telah dibayar di muka £ 7 juta

4

2023

Telah dibayar di muka £ 14 juta

5

2024

Telah dibayar di muka £ 10 juta

Jumlah

Telah dibayar di muka £ 31 juta

Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Jakarta 2024

Wakil Gubernur Jakarta Jakarta Rano Karno kemudian menegaskan bahwa kekurangan pembayaran tidak akan dibebankan pada APBD maupun penyertaan modal daerah (PMD).

Pernyataan itu disampaikan Doel dalam rapat paripurna DPRD Jakarta, Senin (16/6/2025), sebagai jawaban atas pandangan umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Rapat Paripurna Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2APBD) Tahun Anggaran (TA) 2024.

“Kewajiban kurang bayar commitment fee tidak akan dibiayai dari APBD maupun PMD. PT Jakpro telah diminta menyelesaikan kewajiban itu melalui skema korporasi yang transparan dan terpisah dari penugasan lain,” ujar Rano dalam rapat tersebut di DPRD Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (16/8/2025). 

Pasalnya, sebelumnya Anggota fraksi PSI Bun Joi Phiau menyampaikan bahwa PSI menyoroti persoalan kekurangan bayar commitment fee sebesar Rp110 miliar atau sekitar 5 juta. Sebab demikian, dia mengatakan bahwa Formula E masih menyisakan beban finansial yang signifikan bagi jakarta. 

Menurut PSI, kemampuan Jakpro untuk membayar komitmen tersebut juga patut dipertanyakan, mengingat BUMD itu mencatatkan rugi usaha setelah pajak sebesar Rp518 miliar pada 2024, sebagaimana tercantum dalam LH PBBK.

Namun, dampak jangka panjang dari ajang balap internasional tersebut dinilai belum terlihat secara nyata hingga saat ini. Karena itu, Fraksi PSI menolak penggunaan anggaran APBD, termasuk PMD dari proyek-proyek penugasan lainnya, untuk menutup kekurangan pembayaran Formula E.

Gelaran Terakhir?

Jika kontrak tak diperpanjang, E-Prix 2025 akan menjadi edisi terakhir Formula E Jakarta. Namun, baik Pemprov Jakarta maupun pihak Formula E Global masih membuka kemungkinan negosiasi.

Kala ditanya soal tantangan membawa Formula E di Jakarta beberapa hari sebelum balapan dimulai, Co-Founder dan Chief Championship Officer, Formula E (Formula E Global) Alberto Longo mengatakan bahwa pihaknya berada dalam posisi yang cukup baik. 

Dia  berharap dengan hadirnya tokoh-tokoh penting pada gelaran Formula E juga dapat membantu proses pembaruan kontrak Formula E di Indonesia. 

“Itulah yang diinginkan Formula E, dan saya yakin juga diinginkan oleh Indonesia dan Jakarta,” tuturnya di JIEC pada Kamis (19/6) beberapa hari sebelum balapan digelar. 

Jika nantinya kontrak ajang balap ini diperpanjang, pihaknya membuka kemungkinan untuk menggelar balapan di kawasan Monumen Nasional (Monas).  “Kami lebih suka berada di pusat kota, menggunakan jalan-jalan di kota-kota terbesar dunia. Itulah DNA Formula E,” ujarnya. Menurutnya, meskipun trek permanen seperti di Mandalika memiliki kualitas yang sangat baik, lokasi seperti Stadion Gelora Bung Karno (GBK) atau kawasan Monas lebih sesuai dengan karakter Formula E.

Namun, dia juga menekankan bahwa keputusan lokasi balapan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jakarta. 

Di lain sisi, Pramono juga membuka peluang perpanjangan ini. Terkait dilanjut atau tidak, dia menuturkan bahwa penyelenggara dan Pemprov bisa duduk bersama. Namun, penyelenggaraan ke depan harus dilaksanakan secara profesional.  Lebih lanjut, pada April 2024, Pramono juga menuturkan bahwa jika ingin diperpanjang, Dia meminta agar kontrak penyelenggaraan ini dapat dinegosiasikan agar biayanya lebih murah. 

“Jadi kalau mau kontraknya diperpanjang, dimurahin, dong. Kita tawar, dong. Jangan mahal-mahal. Karena dia butuh kita, kita butuh dia,” kata Pramono dalam Press Conference & Launching Ceremony of Jakarta E-Prix 2025 di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).  

Pramono juga meminta Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (JakPro) Iwan Takwin untuk segera melakukan negosiasi dengan pihak Formula E agar kontrak dapat diperpanjang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper