Bisnis.com, TANGSEL-- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diminta segera membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menekan tingkat inflasi di wilayahnya.
Budi Hartato Setyawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, mengatakan ada 4 tugas utama TPID yakni melihat kesediaan pasokan dan kenaikan harga secara umum secara terus menerus, serta mencermati kelancaran distribusi dan perkiraan kebutuhan masyarakat akan bahan pokok.
“Tim ini sangat penting untuk menekan inflasi dan defisit daerah,” katanya dalam situs resmi Pemkot Tangsel, Selasa (7/4/2015).
Menurutnya, Tangsel akan dimasukan dalam penaikan inflasi di Banten mulai 2015 karena selama ini belum masuk dalam penghitungan pada tahun lalu.
Sebab, lanjutnya, sejauh ini baru 3 kota yang menyumbang inflasi terbesar di Provinsi Banten yakni Serang, Cilegon, dan Kota Tangerang, sehingga Kota Tangsel perlu dibentuk TPID.
Dijelaskan, inflasi di Provinsi Banten mengalami kenaikan mencapai 0,36%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena faktor kenaikan harga kebutuhan pokok, barang, dan jasa.
Komponen yang memberikan andil terbesar dalam penaikan inflasi di Banten adalah komponen administred price dengan inflasi 18,7% atau lebih tinggi dalam level wilayah se-Indonesia.
Selanjutnya penaikan harga gas LPG 12 kg, dan harga bahan bakar minyak pada akhir 2014 ikut andil terjadinya inflasi. Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangsel, Faizin mengatakan inflasi terlihat dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,91 menjadi 123,35.
Inflasi terjadi karena naiknya Indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,53%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,08%,
Selanjunya, kelompok kesehatan 1,98%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 1,04%.