Bisnis.com, JAKARTA- Kondisi Badan Usaha Milik Daerah di lingkungan provinsi DKI Jakarta akhir-akhir ini menjadi sorotan karena ada beberapa yang tidak sehat.
Ada BUMD yang terancam bangkrut namun masih terus berharap ada suntikan dana dari pemprov DKI.
Salah satunya PT Ratax Armada yang bergerak di bidang usaha taksi. Perusahaan ini sudah lama merugi.
Namun Direktur PT Ratax Armada Irzal Z. Djamal menyatakan tak bisa berbuat banyak selain melakukan pengetatan manajemen operasional untuk mengurangi kerugian.
“How can you inovate jika gak punya uang, untuk membeli kendaraan baru pun perlu modal. Kalau enggak ada PMP [penyertaan modal pemerintah] kita enggak bisa, minjam ke bank juga tidak mungkin karena tanahnya ini milik DKI,” tuturnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Ratax sudah bertahun-tahun tak menyetorkan keuntungan kepada PAD DKI. Namun, alih-alih berinovasi, perusahaan justru mengeluh lantaran tak pernah mendapat dana dari DKI dalam beberapa tahun terakhir.
“Saya coba pikirkan, ada ide-ide saya, tapi kan itu semua butuh duit. Kalau gak ada PMP [penyertaan modal pemerintah] kita enggak bisa,” kata mantan Asisten Sekda Bidang Pembangunan DKI Jakarta itu.
Dia mengeluhkan DKI yang tidak memberikan suntikan dana. Ratax pernah mengajukan PMP pada 2013 sebesar Rp20 miliar untuk pengadaan armada dan renovasi kantor.
Namun permintaan itu ditolak karena dinilai sudah tidak sehat dan sudah bertahun-tahun tidak menyetorkan PAD.
Sampai sekarang, lanjutnya, perusahaan yang tinggal punya 12 karyawan tetap itu terus disubsidi PT BTA tiap bulan karena setoran tidak mencukupi untuk operasional.
“Harusnya DKI juga berimbang dong, BTA suntik Rp 100 juta per bulan, harusnya DKI juga,” kata dia.