Bisnis.com, TANGERANG—Pemerintah Kota Tangerang mencatat penyediaan rumah layak huni dengan harga terjangkau sebagai permasalahan yang belum teratasi di kota satelit ibukota ini.
Hal itu tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 – 2018. Di dalam regulasi ini disebutkan peningkatan cakupan ketersediaan rumah semacam ini belum optimal lantaran harga tanah mahal.
Oleh karena itu pengadaan rumah vertikal dengan harga terjangkau terbilang penting guna mengakomodir kebutuhan tempat tinggal masyarakat berpenghasilan rendah. Di satu sisi bangunan ini juga jadi solusi atas tantangan efisiensi lahan.
Masalah ternyata tidak hanya itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Said Endarwiyanto berpendapat yang kerap menghambat realisasi proyek rumah susun adalah kesediaan masyarakat.
“Bagaimana bisa mengedukasi masyarakat yang biassa tinggal di rumah horisontal ke vertikal ini tantangannya. Ketidakberhasilan rusun kerap kali karena belum ada edukasi kepada masyarakat,” ucapnya kepada Bisnis, Kamis (16/4/2015).
Pemerintah Kota Tangerang berencana mengadakan tiga jenis rusun di sejumlah lokasi. Proyek ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter masyarakat setempat. Secara umum pemerintah kota menyediakan Rp100 miliar untuk pembebasan lahan.
Tidak bisa dipastikan berapa lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan tiga jenis rusun tersebut. Setidaknya paling sedikit butuh 5.000 meter persegi untuk mendirikan satu rumah vertikal dengan masa konstruksi sekitar setahun. Proyek ini ditargetkan terealisasi paling lambat 2- 3 tahun mendatang.
“Tidak mudah mengedukasi mereka yang terbiasa hidup di rumah tapak untuk beralih ke bangunan vertikal, yang biasannya punya tetangga kanan dan kiri,”tutur Said.