Bisnis.com, TANJUNG LESUNG— PT Banten West Java (BWJ) tidak mengembangkan kawasan pariwisata Tanjung Lesung terburu-buru.
“Kami bergeraknya tidak langsung lompat, setapak demi setapak,” kata Senior Event Manager PT BWJ Hanrina Isneningsih, di Tanjung Lesung, Banten, Selasa (28/4/2015).
Belum ada ekspansi bisnis besar-besar yang dilakukan BWJ di Tanjung Lesung. Kawasan pariwisata ini sekarang punya lima penginapan dengan konsep yang berbeda-beda. Setiap penginapan membidik karakter pengunjung yang berbeda pula.
Ada 44 villa dilengkapi private pool di Kalicaa Villa Estate, 61 unit villa di tanjung Lesung Beach Hotel, the Blue Fish, the Sailing Club, dan Green Coral Exclusive Camping. Tha Sailing Club biasanya jadi favorit wisatawan Eropa. Wisatawan Asia lebih suka ke Kalicaa Villa, khususnya dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan.
Olahraga laut yang bisa dilakukan sebetulnya mulai dari snorkeling, menyelam, banana boat, dan berlayar. Selain olahraga laut pengujung juga bisa memelajari transplantasi terumbu karang serta memberi makan burung camar.
Setidaknnya ada dua kawasan pantai yang biasa dikunjungi, yaitu pantai yang disertai Beach Club dan Pantai Bodur. Khusus Bodur sedang dilakukan perbaikan dan baru akan dibuka kembali untuk umum jelang Lebaran tahun ini.
“Kami tidak mau ada kesan kumuh, maunya tetap tertata baik, jadi mungkin Bodur nanti tidak gratis lagi. Retribusi sendiri akan dikelola untuk jaga fasilitas umum,” ucap Hanrina.
Tanjung Lesung merupakan destinasi wisata eksklusif di pinggiran pantai yang ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pada 23 Februari 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Berjarak 170 km barat daya DKI Jakarta, di desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Garis pantai Tanjung Lesung terbentang sepanjang 13 km. Daerah ini merupakan pintu gerbang sejumlah wisata alam di Banten, seperti Gunung Anak Krakatau dan Taman Nasional Ujung Kulon. Luas KEK ini mencapai 1.500 ha.
“Kami sebetulnya sudah pusing karena akomodasi permintaannya banyak tetapi suplainya kurang,” ucap Hanrina.
Kendati menarik, tetapi Tanjung Lesung terbillang kurang memadai dari segi transportasi. Rute jalan darat setidaknya butuh 6 – 7 jam, sedangkan jalur laut dan udara belum ada. Transportasi daratpun harus ditempuh wisatawan menggunakan kendaraan pribadi.