Bisnis.com, DEPOK-- Masa kerja Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail dan Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad akan berakhir pada awal 2016.
Koordinator Pemuda Anti-Status Quo Kota Depok Dedi Helsyanto menuturkan, selama keduanya menjabat sebagai pemimpin Kota Depok, tak ada program yang berarti bagi warga Depok sendiri.
"Depok saat ini malah makin terpuruk. Segala kasus terjadi di Depok mulai dari kejahatan hingga ancaman kekerasan. Eh, malah mengklaim Depok dan warganya sudah berada pada posisi ideal yang diharapkan," paparnya.
Sebelumnya, Nur Mahmudi Ismail menuturkan bahwa Depok masuk dalam tiga besar indeks pembangunan manusia (IPM) bersama Yogyakarta dan Jakarta Selatan. Pencapaian itu, kata Nur dilakukan atas kerja sama semua pihak antara pemkot, warga dan lainnya.
Dedi mengungkapkan masih banyak warga Depok yang belum memiliki tingkat kesejahteraan layak. Dia memberi contoh, masih banyak anak putus sekolah karena keterbatasan ekonomi dan para pemuda yang sulit mencari kerja.
"Diperparah lagi dengan angka harapan hidup yang rendah dengan playanan kesehatan yang tidak melayani seluruh warga," ujarnya. "Semua itu hanya dianggap angin lalu atau dipandang sebelah mata oleh rezim penguasa Depok sekarang."
Dia menambahkan Pemkot Depok juga telah gagal memberikan pelayanan pendidikan kesejahteraan guru dan biaya pendidikan murah. Sebab, kata dia, masih ada beberapa sekolah yang tidak layak huni di Kota Depok.
Secara terpisah, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengkalim pihaknya telah melakukan pelayanan pendidikan dan kesehatan telah diupayakan semaksimal mungkin.
"Kami sudah bangun beberapa pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Kami juga telah banyak memberikan beasiswa terhadap siswa yang berprestasi di Kota Depok," paparnya.