Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS DKI Dwi Paramita Dewi mengatakan molornya penetapan APBD DKI Jakarta tahun ini turut mempengaruhi perlambatan perekonomian di Ibu Kota.
Pasalnya, lanjut Dwi, kisruh yang terjadi di antara Pemprov dan DPRD DKI terkait penetapan APBD 2015 membuat periode lelang proyek pemerintah daerah menjadi mundur.
"Belanja modal DKI, misalnya kontruksi, harus dilakukan melalui lelang. Molornya penetapan APBD DKI tahun ini otomatis membuat lelang proyek jadi ikut mundur. Pemprov DKI harus segera menggenjot lelang karena Waktu yang tersisa sampai akhir tahun tinggal beberapa bulan lagi," katanya di Jakarta, (5/5/2015).
Kendati dibayangi minimnya serapan belanja modal pemerintah, dia optimistis pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II/2015 segera membaik. Dia memprediksi konsumsi masyarakat akan meningkat lantaran adanya pergantian tahun ajaran, liburan sekolah, serta persiapan jelang Puasa dan Lebaran.
Data BPS mencatat empat komponen mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta triwulan I/2015 secara y-o-y, misalnya konsumsi rumah tangga (5,1%), komponen perubahan inventori (4,8%), komponen pembentukan modal tetap bruto (3,7%), dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (2,1%).
"Kenaikan konsumsi rumah tangga memberi andil sebesar 3% dari total pertumbuhan ekonomi DKI yang mencapai 5,08. Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah hanya menyumbang 0,17%," ujar Dwi.
Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I/2015 tumbuh 5,08% atau melambat dibandingkan triwulan I/2014 (y-o-y) yang mencapai 6%. Meski lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,71%, ini merupakan nilai terendah yang dicapai DKI Jakarta dalam kurun waktu lima tahun terakhir.