Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mengancam tidak hanya akan memecat pejabatnya yang kedapatan menggunakan ijazah palsu.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta akan melakukan pengecekan data pegawai negeri sipil (PNS) dilingkungan Pemprov DKI Jakarta.
"Jika ditemukan ada yang menggunakan ijazah palsu, PNS tidak hanya akan dicopot dari jabatannya, tetapi juga bisa dipidanakan," tutur Kepala BKD DKI Jakarta, Agus Suradika, Kamis (29/5/2015).
Namun hingga saat ini belum ditemukan adanya PNS yang menggunakan ijazah palsu.
Agus mengatakan bahwa telah melakukan pengawasan ketat terhadap ijazah PNS. Bahkan selalu dilakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap berkas CPNS saat pertama kali mengajukan lamaran.
"Pada intinya soal ijazah pemeriksaannya super ketat. Jika terdapat PNS yang terbukti menggunakan ijazah palsu, maka bisa dipidanakan," tuturnya.
Pihaknya melakukan verifikasi ijazah dari berbagai aspek, seperti akreditasi program studi.
"Kalau palsu bisa perkara pidana. Yang dicek ada nggak nama dia di pangkalan data perguruan tinggi. Kalau tidak ada, bisa jadi palsu," ucapnya.
Menurutnya bagi PNS yang akan mengambil tugas belajar, universitasnya harus terakreditasi A, karena tugas belajar itu akan dibiayai oleh negara.
Sementara itu di lingkungan Pemprov DKI Jakarta ada sebanyak lebih dari 70.000 PNS.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat meminta kepada BKD DKI untuk melakukan pengecekan ulang terhadap berkas PNS, menyusul ditemukan adanya ijazah palsu belakangan ini.
DKI Ancam Pidanakan PNS Pakai Ijazah Palsu
Pemprov DKI Jakarta mengancam tidak hanya akan memecat pejabatnya yang kedapatan menggunakan ijazah palsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Puput Ady Sukarno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 hari yang lalu
Dapat Dukungan dari Anies, Pramono Yakin Golput Menurun
1 hari yang lalu