Bisnis.com, BOGOR- Wali Kota Bogor Bima Arya berjanji akan membangun tujuh koridor Trans Pakuan sebagai transportasi alternatif di kota hujan tersebut .
Bima mengatakan, dengan tujuh koridor tersebut, dibutuhkan kurang lebih 151 bus Trans Pakuan yang akan mereduksi jumlah angkot.
Bima berharap satu unit bus akan menggantikan fungsi 3 angkot.
"Yang menjadi pekerjaan rumah besarnya adalah bagaimana membangun komunikasi dengan pengusaha dan pengemudi angkot untuk meyakinkan tentang konsep ini,” papar Bima pada forum Bogor Transportation Program Summit 2015, di Bogor Green Room Balai Kota Bogor, Kamis (11/6) malam.
Selain soal bus Trans Pakuan, Bima pun memaparkan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Jakarta menuju Bogor.
Dia mengatakan, pada Agustus ini akan dilakukan ground breaking dengan titik akhir di Bogor di terminal Baranangsiang.
Menurutnya, titik di Baranangsiang sedang diusulkan untuk diubah karena tidak sesuai dengan konsep penataan transportasi yang dapat menjadi beban di pusat kota.
Dia mengatakan pada saat rapat di Kementrian Perekonomian belum lama ini, pihaknya mengusulkan agar titik akhir di kota Bogor ada di Tanah Baru.
Bima menambahkan Pemkot Bogor tidak bisa bekerja sendiri dalam mengembangkan program trasportasi tersebut.
Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan bagi para investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan lembaga donor untuk bersama-sama membangun penataan sistem transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.