Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Operator Air di DKI Jamin Pasokan Air Normal di Musim Kemarau

Para pelanggan air minum di wilayah DKI Jakarta tidak perlu khawatir bakal mengalami kekurangan suplai air baku, meskipun saat ini sedang memasuki musim kemarau panjang yang memang dapat berdampak pada menurunnya debit air.
Musim kemarau/Ilustrasi
Musim kemarau/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Para pelanggan air minum di wilayah DKI Jakarta tidak perlu khawatir bakal mengalami kekurangan suplai air baku, meskipun saat ini sedang memasuki musim kemarau panjang yang dapat berdampak pada menurunnya debit air.

Hal tersebut diungkapkan oleh dua operator air di DKI Jakarta, yakni PT Aetra Air Jakarta (Aetra) dan juga PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang menjamin pasokan air baku yang didapatkan dari Waduk Jatiluhur masih dalam kondisi aman, meskipun saat musim kemarau panjang.

Corporate Secretary PT Aetra Air Jakarta, Pratama S Adi mengatakan sampai hari ini pasokan air baku yang dipasok dari Waduk Jatiluhur masih normal, sehingga pasokan air bersih untuk didistribusikan kepada pelanggan Aetra juga masih normal.

"Sampai hari ini pasokan air baku kami masih dalam kategori normal. Tingkat produksi air juga masih normal,” kata Pratama , Rabu (8/7).

Menurutnya memasuki kemarau panjang tahun ini, pasokan air baku yang dialirkan Aetra ke semua pelanggan, masih dengan kapasitas maksimal yaitu 9.000 liter per detik (lpd), melalui 2 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran 5000 lpd dan IPA Pulogadung sebesar 4.000 lpd.

"Kami berharap terus mendapatkan pembagian air baku dari Jatiluhur sesuai dengan kapasitas produksi sebesar 9.000 lpd. Dan sampai saat ini belum berubah kok," tuturnya, Rabu (8/7).

Pihaknya melihat, musim kemarau saat ini belum terlalu mempengaruhi pasokan air bersih dan mengganggu layanan air bersih yang dijalankan Aetra untuk warga DKI Jakarta.

Namun, kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan pompa recycle untuk mengolah kembali air buangan pencucian filter disamping mengoptimalkan mesin decanter sebagai tambahan air baku dari proses sisa hasil produksi.

Guna mengatisipasi kekurangan air baku, diketahui Aetra telah melakukan inovasi baru menghadirkan teknologi pengolah limbah lumpur menjadi air baku dengan mendirikan Gedung Pengolahan Lumpur (Decanter) di Instalansi Pengolahan Air (IPA) Buaran dan IPA Pulogadung.

Decanter di IPA Pulogadung, Jakarta Timur, yang telah diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama pada 12 Mei 2015 itu paling tidak mampu menambah air baku sekitar 450 lpd.

Pihaknya mengaku juga akan lebih intensif memantau kondisi air baku, sehingga apabila terjadi kondisi air baku yang mengkhawatirkan dapat sesegera mungkin untuk diketahui dan dicarikan penyelesaiannya.

"Kami juga meminta pihak Perum Jasa Tirta (PJT) 2 memaksimalkan operational syphon guna mendapatkan kualitas air baku yang tetap terjaga dari segi kualitas maupun kuantitasnya," tuturnya.

Sementara, Corporate Communications & Social Responsibilites Division Head PT Palyja, Meyritha Maryanie juga mengatakan hal senada. Bahwa, kondisi pasokan air baku yang diterima Palyja dari Waduk Jatiluhur sebesar 5.600 - 6.000 dpl masih normal.

"Masih sama seperti musim kemarau tahun lalu. Tapi mudah-mudahan tahun ini lebih baik ya. Karena kita sudah mendapatkan tambahan air baku dari KBB sebanya 550 lpd," ujarnya.

Kendati demikian, dalam musim kemarau ini, pihaknya tengah mengantisipasi pemenuhan air bersih di daerah Utara dan Barat Jakarta, yang berpotensi dapat terjadi kekurangan pasokan. Paalnya, di dua wilayah tersebut, permintaan air bersih sangat tinggi.

Pihaknya mengaku telah menyiapkan 22 truk tanki air bersih untuk berjaga-jaga apabila terjadi kekurangan air bersih, dan warga dapat menghubungi Palyja untuk mendatangkan mobil tanki air tersebut agar mendapatkan air bersih secara gratis.

"Saat ini, musim kemarau belum ada efek atau pengaruhnya terhadap kondisi pasokan air baku. Tetapi kami sudah menyiapkan truk tanki 22 unit untuk berjaga-jaga. Warga bisa dapatkan air bersih dari truk tanki ini secara gratis,” ujarnya.

Selain itu, guna menambah pasokan air baku, Palyja juga telah mengolah air sungai Kanal Banjir Barat (KBB) untuk dijadikan sumber air baku tambahan dengan menggunakan teknologi baru Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR), sehingga dapat menambah air baku sebanyak 550 liter per detik untuk konsumsi 200.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper