Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Hari Terakhir Krisis Air di Tangerang Makin Parah

Berbagai wilayah di Kota Tangerang tidak lagi dialiri air bersih dari PDAM Tirta Benteng sejak sekitar empat hari terakhir, bahkan perkotaan seperti perumnas pun krisis.
Warga mencuci daging dialiran sungai Ciliwung yang mengering akibat kemarau, di Jakarta, Senin (3/8)./Antara-Muhammad Adimaja
Warga mencuci daging dialiran sungai Ciliwung yang mengering akibat kemarau, di Jakarta, Senin (3/8)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, TANGERANG — Berbagai wilayah di Kota Tangerang tidak lagi dialiri air bersih dari PDAM Tirta Benteng sejak sekitar empat hari terakhir, bahkan perkotaan seperti perumnas pun krisis.

Guna menangani kondisi tersebut, Pemerintah Kota Tangerang meminta bantuan dari pebisnis untuk membantu distribusi air bersih kepada warga.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan dirinya baru saja menandatangani surat edaran untuk 13 kecamatan di Kota Tangerang berisi imbauan pelaku usaha turut membantu.

“Kami minta kepada para pelaku usaha yang punya sumur air tanah agar membantu memberikan sebagian air kepada warga sekitar,” ucapnya saat mengunjungi Pintu Air 10, di Kota Tangerang, Kamis (13/8/2015).

Krisis air bersih di Kota Tangerang disebabkan PDAM Tirta Benteng dan Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang setop produksi. Hal ini merupakan imbas dari kemarau berkepanjangan dan bocornya bendungan Pintu Air 10.

Walhasil 27.000 pelanggan PDAM Kota Tangerang tidak mendapat pasokan air lagi. Sebetulnya kesulitan suplai air bersih ini terjadi hampir dua pekan terakhir. Selain disebabkan kerusakan bendungan juga terpengaruh penurunan permukaan Sungai Cisadane sehingga debit air baku ke PDAM susut.

Wilayah yang masih dipasok PDAM Tirta Benteng sejauh ini tinggal Bandara Soekarno-Hatta. Tapi volumenya pun surut dari level normal 10 liter per detik menjadi 50 liter per detik.

Kondisi ini tak bisa diperkirakan sampai kapan berlangsung. Wali kota menyatakan perbaikan Pintu Air 10 butuh waktu tak sebentar diperparah lagi dengan langit yang tidak kunjung menurunkan hujan.

"Setiap hari debit air sungai berkurang karena kita olah dan kita distribusikan ke masyarakat, sementara sungainya ini sendiri tidak mendapatkan tambahan air," ucapnya.

Biasanya debit Sungai Cisadane berada di angka 1.250 cm tetapi sekarang menukik ke level 855 cm. Batas ini merupakan debit air terendah dalam beberapa puluh tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper