Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempersilahkan pada PT Bank DKI untuk turut menyalurkan pembiayaan proyek light rail transit (lrt) alias kereta layang ringan yang akan dikerjakan PT Jakarta Propertindo.
Pasalnya, sesuai dalam Perpres No.99/2015, skema pendanaan untuk LRT bisa ditempuh dengan banyak cara, seperti misalnya dari modal perusahaan, patungan modal perusahaan dengan badan usaha lainnya, penyertaan modal pemerintah, pinjaman dari lembaga keuangan, penerbitan surat utang (obligasi), pinjaman dari pemerintah daerah, hibah, pinjaman dan/ bentuk pendanaan lain dari badan investasi pemerintah, dan sumber pendanaan lain yang sah.
"Bank DKI ikut membiayai LRT, bisa aja. Kita enggak masalah. Karena memang terbuka seperti yang tercantum di perpres," tuturnya, Jumat (18/9/2015).
Namun demikian, mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok tersebut mengingatkan bahwa prasarana LRT yang dikerjakan Jakpro itu, setelah selesai dibangun bakal menjadi milik pemda.
Sebelumnya, Bank DKI mengaku berencana ikut serta dalam pembiayaan beberapa proyek infrastruktur yang dilaksanakan Pemprov DKI, misalnya pembangunan kereta rel ringan (light rail transit/LRT).
Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo mengatakan langkah tersebut diambil untuk menggenjot penyaluran kredit ke sektor produktif sekaligus mendorong sinergitas antarbadan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta.
"Proyek yang dilakukan pemerintah dan BUMD Jakarta cukup banyak. Saat ini, kami bidik proyek LRT dan MRT [mass rapid transit]," ujarnya.
Meski sudah memiliki rencana ikut serta dalam pembiayaan proyek LRT, dia menuturkan belum ada kepastian detail terkait langkah direksi dalam hal ini.
"Tentu akan ada pembiayaan lebih lanjut antara Bank DKI dan BUMD [PT Jakarta Propertindo] dan Pemprov DKI dalam waktu dekat. Pokoknya, kami ingin memberi kontribusi untuk masyarakat Jakarta," imbuhnya.