Bisnis.com, TANGERANG— Menjelang akhir tahun penyediaan rumah murah di Provinsi Banten dinilai sulit mencapai target. Target realistis yang mungkin tercapai hanya 7.000 unit.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Banten Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi), Defrian Olyvia, mengatakan sebetulnya jumlah unit yang diinginkan 10.000 - 15.000 tahun ini. Tapi, perlambatan di sektor properti menekan target ke level 7.000.
"Pada tahun 2015 ini turun jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sampai akhir tahun bisa terealisasi 7.000 unit saja sudah bagus," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/10/2015).
Perlambatan di sektor properti nasional tetap berimbas pada sektor perumahan kelas bawah yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kendati demikian, jelang akhir tahun diperkirakan perbaikan meski tidak signifikan.
Dua bulan menjelang akhir tahun 2015, mayoritas masyarakat, khususnya di kelas bawah, dinilai tidak ada pengeluaran mendesak. Pada bulan-bulan sebelumnya ada Hari Raya Idulfitri dan momentum tahun ajaran baru, sehingga anggaran rumah tangga fokuskan untuk dua hal ini.
Oleh karena itu minat alokasi dana untuk membeli rumah di kalangan MBR dinilai Apersi bakal lebih besar pada November dan Desember. Biasanya ada paket kebijakan khusus yang dikeluarkan bank untuk mempermudah proses KPR.
Menjelang tutup tahun ini, Apersi memperkirakan dari total unit rumah kelas bawah di Banten yang harus diharus dijual realisasinya bisa 80% - 90%. Adapun rumah murah yang sekarang terealisasi jumlahnya kisaran 5.000 unit.
"Lima ribu unit itu sih sebetulnya sudah setara 70% kalau yang jadi target 7.000 unit. Tapi, kalau targetnya 15.000 unit sekitar 30%-nya," ucap Defrian.
Tak sedikit pengembang rumah murah mulai merambah kawasan Kabupaten Serang. Tapi, populasi terpadat tetap berada di Tangerang khususnya di Kabupaten Tangerang. Populasi di daerah ini setara 60% dari total rumah murah di Banten.