Bisnis.com, TANGERANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Banten melansir ada dua kelompok pengeluaran yang menyebabkan provinsi ini mengalami deflasi -0,04% pada Oktober terhadap indeks bulan sebelumnya.
Kepala BPS Banten Syech Suhaimi menyebutkan kedua kelompok pengeluaran itu adalah pertama kelompok makanan dan kedua transportasi yang bergabung dengan komunikasi dan jasa keuangan.
Indeks kelompok bahan makanan bulan lalu hanya 133,40 sedangkan September 135,52. Dengan demikian terjadi deflasi sebesar -1,57%. "Ada enam dari sebelas subkelompok yang indeksnya turun," ujar dia dalam paparan data perkembangan inflasi Banten, Senin (2/11/2015).
Kelompok dengan penurunan indeks yang relatif tinggi ialah subkelompok bumbu-bumbuan -8,34% dan subkelompok daging beserta hasilnya -5,22%.
Terdapat 103 komoditas kelompok bahan makanan yang harganya terkoreksi dari total 109 komoditas. Kenaikan berlaku untuk 56 komoditas sedangkan 47 lainnya susut. Penyumbang deflasi terbesar adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, melon, dan cabai rawit.
"Adapun komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi, yaitu bayam, kelapa, bawang merah, tomat buah, dan wortel," kata Suhaimi.
Pada sisi lain untuk kelompok transportasi penurunan indeksnya tercatat sebesar 0,23%. Persentase ini berasal dari IHK Oktober 128,25 dari 128,55 pada bulan sebelumnya.
BPS mencatat terdapat dua dari empat subkelompok yang indeksnya turun, yaitu subkelompok transpor -0,31% serta subkelompok komunikasi plus pengiriman -0,07%. Adapun yang indeksnya naik ialah subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,27%.
Suhaimi menyebutkan penyumbang inflasi kelompok transportasi terbesar adalah ban luar motor, perbaikan ringan kendaraan, dan sepeda. Kalau deflasi dari tarif angkutan, bensin, dan telepon selular.
Secara umum selama bulan kesepuluh ada 77 dari 240 komoditas yang harganya turun. Inilah yang menyebabkan kembali terjadi deflasi di Banten.