Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan, produk terbanyak yang mengundang kenaikan deflasi adalah bahan makanan.
"Ada tiga penyumbang besar deflasi DKI Jakarta pada Oktober 2015 ini yakni; bahan makanan 1,16%, kedua kelompol transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,04%, dan terakhir kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,01%," kata Nyoto di Kantor BPS DKI Jakarta, Senin (2/11/2015).
Pasalnya penyumbang deflasi terbesar pada Oktober 2015 adalah penurunan harga cabai merah (0,1172%), disusul daging ayam ras (0,0282%), cabai rawit (0,0273%).
Bahan makanan lainnya adalah; udang basah (0,0202%), tarif listrik yang juga turun (0,0200%), kacang panjang (0,0164%), kembung atau gembung (0,0151%), minyak goreng (0,0141%), telur ayam ras (0,0079%), bayam (0,0076%), petai (0,0069%), cabai hijau (0,0045%), ikan lele (0,0031%), ketimun dan buncis masing-masing (0,0030%), apel (0,0027%), daging ayam kampung (0,0024%), daun singkong (0,0019%), nangka muda dan ayam hidup masing-masing (0,0017%), gula pasir (0,0016%), terong (0,0014%), dan ikan gabus (0,0012%).
Selain bahan makanan, komponen lain kebutuhan pokok yang menyumbang deflasi antara lain; baju kaos berkerah (0,0086%), bensin (0,0082%), sabun detergen (0,0028%), shampo (0,0027%), bahan bakar rumah tangga (0,0025%), playstation (0,0015%), pengharum atau pelembut cucian (0,0014%).