Bisnis.com, TANGERANG - Nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Banten pada bulan lalu tercatat naik 1,18% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi menyatakan kenaikan itu terpengaruh tumbuhnya indeks harga yang diterima petani (It) 0,98%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun 0,20%.
"Dengan begitu nilai tukar petani bulan lalu mencapai 106,07 sedangkan September 104,84," katanya mengutip paparan BPS, Kamis (5/11/2015).
Sementara itu dengan kenaikan It 0,98% menjadikan indeks pada Oktober bertengger di level 126,07, bulan sebelumnya 124,85. Adapun Ib 118,85 pada bulan lalu dari 119,09 selama September tahun ini.
Ada dua subsektor yang memengaruhi pertumbuhan It pada bulan lalu, yaitu subsektor tanaman pangan naik 2,33% dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,96%. Adapun subsektor yang turun adalah hortikultura -0,68%, peternakan -1,99%, dan perikanan -0,25%.
Untuk indeks harga yang dibayar petani alias Ib turun lantaran indeks konsumsi rumah tangga (KRT) susut sebesar 0,29% ke level 120,70. Walaupun demikian, biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,11% menjadi 113,61.
"BPPBM tumbuh karena kelompok bibit, pupuk, obat-obatan, pakan, penambahan barang modal, serta upah buruh naik," ucap Suhaimi. Adapun kelompok yang turun adalah biaya sewa dan pengeluarna lain sebesar 0,03%. Selain ini kelompok transportasi juga susut sebesar 0,02%.
Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat perdesaan. Selain itu juga bagaimana fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Sementara It menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani.