Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemotongan anggaran Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai dikeluhkan oleh pengelola pameran lukisan.
Ditemui di sela-sela mempersiapkan pameran 'Restropeksi' Karya Sujud SR', Kepala Pelaksana Pameran Museum Keramik Hari Prabowo mengatakan secara kuantitatif pemotongan ini sangat mempengaruhi intensitas pameran lukisan di museum tersebut.
"Tahun ini sangat turun jumlah pemerannya. Padahal, animo masyarakat untuk melihat pameran lukisan cukup tinggi," ujar Hari saat ditemui di ruang kerjanya di Museum Keramik, Komplek Kota Tua, Jakarta, Sabtu (12/12/2015) sore.
Hari menambahkan khusus pada 2015 pihaknya hanya mampu menggelar lima kali pameran. Dengan kondisi tersebut, dia memprediksi tahun depan kemungkinan intensitas pameran di Museum Keramik akan jauh menurun.
"Pemotongan anggaran untuk pameran bisa mencapai 50% dari anggaran yang kami ajukan. Jelas ini sangat memberatkan pengelola pameran seperti kami. Bahkan jika tahun depan tidak ada perubahan, kemungkinan besar intensitas pameran akan jauh berkurang," ujarnya.
Dengan penerapan kebijakan baru tersebut, pihaknya mengaku pasrah. Meski demikian, dia tetap berharap pemerintah memperhatikan kelangsungan kegiatan berkesian di Kota Tua khususnya Museum Keramik.
"Untuk menyelenggarakan satu pertunjukan, tentu dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Sekarang anggaran banyak dipangkas, tentu ini sangat berimbas bagi pegiat seni seperti kami," ungkapnya.
Sementara itu, pameran lukisan karya Sujud SR sendiri akan digelar pada 12-26 Desember 2015. Pameran ini juga merupakan rangkaian dari pameran yang diselenggarakan secara rutin oleh Museum Keramik.
"Acara ini rutin, akan dibuka pada pukul 19.00 Wita. Kali ini seniman yang akan menampilkan karya lukisannya adalah Sujud SR," imbuhnya.