Bisnis.com, TANGSEL-- Melonjaknya harga telur ayam di Tangerang Selatan (tangsel) dalam sepekan ini menjadi Rp26.000 per kg dari sebelumnya Rp17.500-Rp18.000 per kg cukup merepotkan sejumlah produsen dan pedagang makanan.
Sunarti, pengusaha warung makan di Rempoa, Ciputat Timur, mengatakan untuk sementara tidak menjual telur sambel balado, karena harga modalnya sangat tinggi mencapai Rp26.000 per kg.
“Sejak harga telur ayam naik tinggi, saya tidak menjual terlur sambel balado karena harga jualnya yang berat, kalau dinaikkan dari harga sekarang Rp2.500 per butir kasihan pelanggan,” katanya, Rabu (13/1/2016).
Menurutnya, pelanggan tetap bisa memakan telur di warungnya, karena masih menjual telur dalam bentuk dadar yang tepung dan sayuran ditambah volumenya agar bisa mengimbangi harga modalnya.
Sementara itu Rumiadi, pedagang martabak di Jl Pendidikan, Ciputat, Tangsel, mengatakan penaikan harga telur ayam cukup merepotkan, karena adonan dagangannya menggunakan komoditas tersebut.
“Untuk itu dengan sangat terpaksa saya menaikkan harga jual martabak manis sebesar Rp1.000 untuk masing-masing jenisnya, baik yang rasa keju, cokelat atau orisinal,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, para pelanggan dapat memahami penaikan harga tersebut selama kualitas produk dan rasanya serta jaminan kesehatannya tetap terjaga dengan baik.
Menurutnya, para pedagang yang lain juga mengalami kondisi yang sama, dibuat bingung menghadapi kenaikan harga telur dan beberapa jenis barang kebutuhan pokok yang cenderung tidak terkendali.
“Untungnya harga telur bebek tidak ikut-ikut naik tinggi, karena pembeli martabak telur itu lebih senang pakai telur bebek, dari pada telur ayam,” tambahnya.