Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPB Kembangkan Rekayasa Bibit Kelapa Kopyor

Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah mengembangkan rekayasa bibit kelapa kopyor seiring ketersediaan di beberapa daerah produsen komoditas tersebut dinilai belum mencukupi.

Bisnis.com, BOGOR- Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah mengembangkan rekayasa bibit kelapa kopyor seiring ketersediaan di beberapa daerah produsen komoditas tersebut dinilai belum mencukupi.

Guru Besar Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Prof. Sudarsono mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Balitpalma dan praktisi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan di Jawa Tengah dan Lampung tengah memecahkan permasalahan minimnya ketersediaan bibit kelapa kopyor tersebut.

"Kami sudah melakukan penelitian sejak 2011, ternyata ada beberapa permasalahan produksi kelapa kopyor di sentra produksi seperti di Pati, Lampung dan Jember," ujarnya seusai diskusi Menjawab Permasalahan Pengembangan Kelapa Kopyor Indonesia di Kampus IPB, Kamis (25/2/2016).

Menurutnya, kelapa kopyor merupakan komoditas yang mampu mensejahterakan petani kelapa karena nilai jualnya relatif tinggi dibandingkan dengan kelapa sayur.

Tetapi, lanjutnya, produksinya hanya mencapai 6-8 buah per pohon per tahun. Hal tersebut dikarenakan posisi tanam pohon kelapa kopyor di antara kelapa sayur yang menyebabkan tidak maksimalnya produksi kelapa kopyor.

"Padahal, jika petani menanam khusus kelapa kopyor produksinya bisa 3 kali lipat dari yang mereka biasa hasilkan," ujarnya.

Selain itu, permasalahan lain yang ditemukannya adalah tercampurnya bibit kelapa kopyor dengan kelapa sayur di kalangan petani. Adapun, hasil rekayasa bibit yang ditemukan pihak IPB adalah kopyor true to type atau hasil pemurnian pembibitan dari lahan kelapa kopyor murni.

Dia menjelaskan bibit hasil rekayasa IPB saat ini sudah bisa ditanam meskipun harganya relatif mahal antara Rp300.000 hingga Rp1,2 juta per batang dengan jenis antara lain Kelapa Genjah Kopyor Pati dan Kelapa Puan Kalianda.

Menurutnya, pengembangan varietas baru yang dikembangkan tersebut memiliki latar belakang genetik berbeda sehingga berpotensi dilepas yang berbeda pula.

Saat ini, jumlah pohon kelapa kopyor terbesar berada di kawasan Pati Jawa Tengah dengan jumlah sekitar 18.000. Adapun di Lampung Selatan sekitar 5.000 pohon dan di Jember sekitar 1.000.

Dia menyadari bahwa komoditas kelapa kopyor tersebut belum dikenal luas oleh masyarakat. Padahal, nilai ekonomi kelapa kopyor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan menanam kelapa biasa.

Adapun, kelapa kopyor lebih unggul dibandingkan kelapa sayur karena isi kelapa lebih banyak daging yang kenyal dibandingkan dengan air kelapanya.

Menurutnya, kelapa kopyor sendiri kerap dijadikan sebagai makanan olahan yang dijajakan di sejumlah restoran atau produsen makanan olahan.

"Di tingkat petani saja ada yang menjual hingga Rp40.000 per butir. Tapi kalau sudah di Jakarta bisa dijual dengan produk olahan minuman hingga dijadikan 8 gelas. Per gelas diharagai sampai Rp25.000," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Kelapa Kopyor Lampung, Siswanto mengatakan pihaknya saat ini telah sekitar 490 batang pohon kelapa kopyor yang tersebar di areal 98 hektare.

Namun, katanya, saat ini produksi kelapa kopyor di wilayahnya belum terlalu maksimal atau hanya sekitar 8 hektare saja yang bisa diproduksi dengan total 600 butir per bulannya.

Dia menjelaskan setiap kali panen, para petani di Lampung Selatan menjual kelapa kopyor Rp25.000 per butir pada para tengkulak. Setiap bulannya, para petani bisa menghasilkan sekitar 70 butir kelapa kopyor hasil tanamannya.

"Produksi kelapa kopyor di Lampung tidak menentu. Bisa mencapai 3 hingga 5 butir per pohonnya. Tetapi yang belaum produksi saat ini ada sekitar 90 hektare," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper