Bisnis.com, JAKARTA - Harga-harga di DKI Jakarta mengalami deflasi 0,06% pada Februari 2016. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI, realisasi tersebut menyebabkan laju inflasi 2016 mencapai 0,18%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DKI Dody Rudyanto mengatakan kondisi tersebut merupakan awal yang baik bagi masyarakat DKI Jakarta.
"[Tapi] Kalau seterusnya deflasi tidak bagus juga, roda perekonomian jadi lambat. Kasihan pelaku usaha," ujarnya di kantor BPS DKI, Selasa (1/3/2016).
Dia menambahkan deflasi pada Februari 2016 disebabkan turunnya harga-harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.
"Kelompok yang mengalami deflasi yaitu perumahan, listrik, air, dan bahan bakar 0,66%. Sementara itu, kelompok bahan makanan 0,52%," katanya.
Lebih lanjut, empat kelompok yang masih mengalami inflasi a.l. sandang 1,18%, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,37%, kesehatan 0,14%, dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,05%.
Dari 82 kota yang diteliti BPS, sekitar 30 kota mengalami inflasi. Kota dengan inflasi tertinggi Tanjung Pandan 1,02% dan kota inflasi terendah Banda Aceh 0,02%.
Adapun, kota yang mengalami deflasi tertinggi dipegang Merauke 2,95% dan kota deflasi terendah Sibolga, Bogor, Sumenep, Makassar 0,02%.
DKI Jakarta menempati urutan ke 45 dari seluruh kota yang mengalami deflasi.